Ivan duduk gelisah di kursinya. Sesekali memeriksa ponsel di sakunya. "Dok, ramah tamah. Silakan berdiri." Seorang laki-laki berusia 40an tahun yang duduk di sebelahnya berkata sopan. "Oh, iya." Ivan segera berdiri. Merapikan jasnya. Memasang senyum terbaik. Ivan memperhatikan setiap wajah yang hadir. Ada yang benar-benar bahagia, ada yang datar saja, ada yang jelas-jelas tak suka dengan kehadirannya. Ia menghela nafas. Tentu tak semua orang menerima kehadiran orang baru dengan tangan terbuka. Ia sudah siap apapun yang terjadi ke depannya. Papanya juga sudah memberikan berbagai macam nasihat. Ah, laki-laki kharismatik itu juga hadir di ruangan ini. Duduk di sebelah Ivan dengan setelan jas yang membuatnya tetap gagah meski harus duduk di kursi roda. "Selamat, ya, Dok." Setiap orang yang