Hening. Ketiganya diam. Beberapa detik kemudian Elvina menghembuskan nafas berat. "Iya, gue maafin. Ada lagi?" "Lo beneran udah maafin gue?" Ryan mencondongkan tubuhnya sedikit. "Iya." Elvina enggan menatap Ryan. "Kita bisa kayak dulu lagi? Akrab kayak dulu lagi?" Ada harap di ujung kalimat Ryan. "Gue udah maafin lo, Yan. Tapi kalo untuk itu, gue nggak yakin. Maaf, karna pandangan gue ke lo jadi berubah seiring lo berubah." Dingin masih terasa di tiap kata yang terucap dari bibir wanita berambut panjang itu. "Gue khilaf, El. Gue juga nggak tahu sejak kapan gue bisa jadi kayak gitu. Sejak kapan gue bisa semudah itu ngebiarin emosi menguasai gue." Ryan jelas putus asa. Ia benar-benar menyesal akan apa yang sudah terjadi. Diana menggenggam tangan sahabatnya. Ia mencondongkan tubuhnya k