Part 44

2215 Kata

Anindya melangkah lesu menuju ke rumah Raka. Dia menoleh lagi ke belakang punggungnya, suara teriakan juga jeritan Kartika sayup-sayup masih terdengar menyapa lubang telinganya. "Kenapa seperti ini? Dulu Papa Roy meskipun suka marah-marah juga nggak sampai memukuli ibu sampai seperti itu." Gumam Anindya seraya membuka pintu pagar penghubung antara rumah Roy dengan rumah Raka Sandi. Gadis itu masuk ke dalam rumah, hatinya masih begitu sedih teringat dengan kejadian barusan. Papa tirinya melakukan hubungan intim bersama gadis muda di dalam kamar utama. Ibunya terikat dengan bibir lebam memar. Rini tidak tahu entah dimana. Anindya meletakkan kepalanya di atas meja makan, dia tertidur di sana hingga waktu berubah ke senja. Raka belum mengirimkan kabar padanya karena pria itu belum tiba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN