Bab 87. Maaf Dan Terima Kasih

1122 Kata

“Kak….” Sabrina meraih tangan Januar, membuat sang suami menoleh. “Kenapa?” tanya Januar bingung. Mereka sudah hampir mencapai pintu kamar rawat Bima, bahkan mereka sudah berpamitan pulang. Sabrina menatap Januar ragu. Ada perasaan bersalah menyelimuti hatinya ketika melihat Januar dan Binar sama sekali tidak bertegur sapa. Padahal sebelum menikah dengannya, Januar dan Binar adalah sepasang sahabat yang sangat dekat. Mereka saling mendukung di saat-saat terbaik dan terburuk mereka. “Kamu… nggak mau ngobrol sesuatu sama kak Binar?” tanya Sabrina hati-hati. Wajah Januar yang redup mendadak cerah seketika, namun hanya sepersekian detik. Karena detik berikutnya ia sudah membuang muka dan suaranya menjadi lebih dingin. “Nggak usah, ayo pulang.” Sabrina menahan tangan suaminya. “Kak, maaf.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN