Bab 88. Tidur Sekamar

1130 Kata

“Iyakah?” Sabrina bertanya lirih. Ia sudah tak bisa fokus melakukan apa yang harus ia lakukan. “Iya.” Januar bergerak semakin dekat ke leher Sabrina, ujung hidungnya nyaris menyentuh leher sang istri. Sabrina menelan ludah, tubuhnya langsung terasa panas. “Kak, kenapa tiba-tiba begini?” lirihnya. “Nggak suka?” tanya Januar, posisinya masih sama. Meski punggungnya terasa pegal karena Sabrina puluhan senti lebih pendek darinya, tapi ia tetap bertahan dalam posisi itu. “Bukan gitu….” Sabrina bergumam bingung. Sejak ciuman mereka di rumah sakit itu, Januar memang terlihat bersikap lebih baik padanya. Kata-katanya sudah tidak ketus dan dingin seperti sebelumnya. Mereka juga kerap mengobrol bersama saat ada waktu luang. Setidaknya, Sabrina merasa Januar sedikit berubah. Namun apa yang dila

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN