Fakta tentang Ambar akhirnya sampai ke telinga Satria. Pria itu berdiri membelakangi putranya yang berdiri mematung di tengah ruang kerjanya. “Kamu tahu atau tidak, Bima?” Satria bertanya sekali lagi. “Aku nggak tahu, Pa.” “Tapi kamu tahu masa lalu dia kan? Kamu bilang dia pernah cerita soal masa lalu rumah tangganya kan? Bagaimana bisa kamu nggak berpikir ke arah sana, hah?!” Suara Satria terdengar tegas dan dalam, seolah menahan amarah yang bergejolak. Bima menghela nafas pelan. “Pa, yang punya masalah kayak tante Ana itu nggak cuma satu atau dua. Perempuan yang dijadikan istri kedua juga nggak cuma segelintir, ada banyak kasusnya, Pa. Gimana aku bisa berpikir ke sana?” Kedua alis Satria berkerut. Ia melirik putranya dari balik bahunya. “Masa kamu nggak bisa menilai?” “Menilai apa,