Binar menegang di tempat. Ia tak pernah menyangka akan mendapat sambutan seperti ini dari papa mertuanya. Satu-satunya anggota keluarga Bima yang menerimanya sejak awal mereka menikah. “Apa, Pa?” Binar terbata. “Jangan panggil aku ‘papa’, aku bukan lagi papa mertuamu. Pergi sekarang sebelum aku menyeret kalian keluar dari gerbang rumahku,” tandas Satria angkuh. “Maaf karena kami datang mendadak dan tidak membuat janji terlebih dahulu.” Ambar berkata lembut, mengerti bahwa bertemu dengan besannya itu tidak sama seperti bertemu dengan orang biasa. Besannya adalah seorang direktur utama sebuah bank swasta ternama di ibukota. Tentu kelancangannya datang tanpa membuat janji mungkin semakin menyulut api kemarahan di d**a Satria. Tapi Ambar sudah bertekad untuk tidak mengacaukan pernikahan pu