“Sudah dibilangin, jangan bunuh diri!” “Tapi aku pengin mati!” Krystal menjadi sibuk mengatur napas pelan. Ia berkecak pinggang sambil mondar-mandir di sisi sebelah kanan ranjang rawat Slamet. Dan di ranjang rawat, Slamet yang masih duduk tengah terisak-isak. “Kalau kamu pengin mati, harusnya yang dipanggil itu Grim Reaper, bukan aku!” omel Krystal sambil menatap Slamet. “Masalahnya aku penginnya mati sama kamu!” rengek Slamet meyakinkan. “Eh! Dasar perjaka bau! Atas dasar apa kamu pengin mati bareng aku?” omel Krystal yang kemudian bersedekap mendelik pada Slamet. Dari luar, Marchel yang kebetulan datang dan tak sengaja melongok melalui kaca di tengah-tengah pintu ruang rawat Slamet, langsung terkesiap hanya karena mendapati Krystal. Marchel nyaris menerobos masuk tapi ia takut meng