“Kamu kenapa?”
“Kamu beneran marah? Namun kalau kamu marah, harusnya panas, kan, bukan hujan?”
“Kamu sedih? Kamu sedih kenapa? Tadi kamu lihat aku sama Yiara? Tadi itu aku cuma beresin hubungan kami. Aku harus beresin biar enggak ada yang merasa digantung.”
“Krystal, ... ayo jawab. Kalau kamu nangis terus nanti bisa banjir. Kasihan mereka yang memang ada keperluan di luar atau keperluan yang fatal kalau kena hujan.”
Marchel memutuskan untuk menghampiri Krystal. Marchel yakin, diamnya Krystal karena malaikat cantik itu sangat marah kepadanya. Marchel berhenti dan berdiri di hadapan Krystal, tapi Krystal yang terus menunduk juga kembali menghindarinya. Krystal terus memberinya punggung.
“Ini ceritanya aku harus meluk kamu dari belakang? Begitu?” ucap Marchel mulai merasa kewalahan. Meng
