Marchel keluar dari ruang rawat Cecellia bersama emosi yang masih menyala. Pria gagah itu terengah-engah berhias buih keringat yang perlahan jatuh dari kepala membasahi sebagian kening. Ketika tatapannya terempas dan berhenti pada Krystal, Marchel tertegun tanpa bisa menyembunyikan penyesalannya. Malaikat cantik itu menatapnya penuh kecewa dengan mata yang basah. Krystal menangis gara-gara aku, batin Marchel. Krystal menerobos masuk dan sampai menabrak sebelah bahu Marchel. Marchel yang awalnya menunduk sampai terempas sesaat sebelum akhirnya ia menoleh menatap kepergian Krystal. “Chel?” panggil Firman yang gemetaran hebat. Ia menatap tak percaya Marchel yang di detik berikutnya langsung menatapnya. Marchel menghela napas kemudian memberikan pistolnya kepada Firman. “Peluru pistol kamu