"Apa aku harus play victim?" Ide itu terlintas di kepala Lucy, membuatnya tersenyum smirk. Lucy mengatur napas, bersiap-siap melakukan akting luar biasa di depan Deon agar Deon bersimpati kepadanya. Dengan langkah seolah tidak tahu apa-apa, Lucy mendekat. "Kak Erza! Kamu kena... pa?" ujar Lucy tercekat dengan wajah shock melihat Erza seperti itu. "Lucy?!" seru Erza dengan senyum di wajahnya saat melihat Lucy. Dia berharap Lucy akan menjadi pembelanya nanti di kantor kepolisian dan bisa memberikannya jaminan agar dia bisa bebas. Namun, bukannya menghampiri Erza, Lucy malah mendekat ke arah Deon. "Pak Deon, sebenarnya ada apa?" tanya Lucy dengan wajah polos, dibuat seimut mungkin. "Kamu bisa tanyakan kepada kekasihmu itu," sarkas Deon, malas meladeni wanita licik seperti Lucy. "Kekasi