"By the way, kita mau ke mana?" tanya Aresha sambil melirik ke arah Alvarro. "Ke hatimu," jawab Alvarro penuh penekanan sambil tersenyum. Aresha mengernyitkan alisnya mendengar jawaban Alvarro. "Maksudnya?" tanya Aresha sedikit ketus. Dia baru saja patah hati, dan tiba-tiba mendengar gombalan seperti ini membuat Aresha jauh dari kata peka. Bukannya menjawab, Alvarro hanya menaikkan bahunya. Hal itu membuat Aresha menggeleng kecil, tidak paham dengan isi otak bosnya ini. "Mau makan?" tawar Alvarro. "Kenyang," jawab Aresha singkat. "Mau aku antar pulang?" tanya Alvarro lagi. Aresha tampak berpikir. Jujur, dia sangat tidak ingin sendiri saat ini. Pilihan untuk pulang adalah sesuatu yang ingin dia hindari. Tapi, tidak mungkin dia berkata bahwa dia tidak ingin pulang kepada bosnya ini.