Kini selimut itu hanya menutupi bagian bawah tubuh mereka. Sesekali kepala Rianti menoleh kearah Pak Wisnu dan memainkan lidahnya dengan nakal, menggoda pria yang hanya bisa memegangi pennisnya sendiri. “Baiklah, aku menyerah, permainan usai, boleh aku bergabung dengan salah satu dari kalian,” Pak Wisnu berdiri dan menggosok-gosok kedua telapak tangannya. Pennisnya yang hitam besar dengan congkak menantang kedepan. Namun harapannya pudar saat melihat Rianti yang begitu erat menempel ketubuh Niko, kembali bergerak liar, mengacuhkan semua yang ada disitu, Niko sendiri tampak kewalahan dengan hentakan tubuh Rianti yang bergerak cepat. Tak ada lagi rasa malu pada wanita itu. Yang ada hanya bagaimana cara untuk mendapatkan orggasme ternikmat yang bisa diberikan oleh pennis selain milik

