"Aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?" Aku dan Hara masih berada di coffe shop, kencan pertama kami setelah resmi menjalin hubungan semalam. "Boleh. Mau ngomong apa emangnya?" "Maaf... bukan maksudnya ngungkit masa lalu, tapi aku hanya mau ngejelasin sesuatu. Aku pengen mastiin kalau suatu saat kamu enggak merasa takut kalau lagi di tempat yang cuma ada kita berdua di sana. Karena aku merasa, kayak masih ada sesuatu yang mengganjal aja dalam diri kamu." Waktu di paviliunku malam itu, Hara terlihat ragu untuk menginap, namun pada akhirnya memutuskan untuk tinggal. Mungkin karena perempuan itu berpikir jika tidak tega melihat aku yang sedang sakit dan tak mungkin berbuat macam-macam padanya juga. Dan semalam, kami mengobrol di taman yang berada di depan kamarku. Hara terlihat menghindar