Aku sedang santai membaca buku di ruang tamu ketika bel pintu kamar berdering. Siapa yang datang? Apakah Wang sudah kembali? Ini baru tiga jam dari dia pergi tadi. Mengapa perundingannya sangat cepat? Aduh senangnya aku kalau semua bisa berlangsung lancar. Tapi sepertinya bukan Wang, dia mempunyai kunci sendiri ,kalau dia pulang dia bisa langsung masuk tanpa perlu menekan bel. Aku meletakkan buku ku ke meja dan melangkah untuk membuka pintu. Memang benar bukan Wang. Di depan pintu kamarku, berdiri empat orang . Dua wanita dan dua laki-laki. Mereka menganggukkan kepalanya dengan sopan. Lalu salah satu pria yang tinggi besar dan berwajah klimis berkata dengan Bahasa inggris berlogat Thailand. “ Madam, kami dari Svana Premier Boutique dan wanita-wanita ini dari Pour et beute s