Mereka masuk ke dalam lift. Sahid, dan Safir terkejut melihat Caca ikut masuk ke dalam lift. "Caca bersedia membantu Om?" Tanya Sahid. Caca tidak langsung menjawab matanya melirik ke arah safir. Sebenarnya Caca malas berurusan dengan Om Turki cuek itu, tapi mendengar cerita orang tua Om Turki kembar, Caca jadi teringat kakek, dan neneknya. "Iya." Kepala Caca mengangguk. "Terima kasih banyak, Ca." Sahid menggenggam jemari Caca. Caca hanya tersenyum. Pintu lift terbuka. Caca mengikuti langkah kedua pria kembar itu. Saat mereka tiba di depan ruang perawatan, pintu ruang perawatan terbuka, keluar dokter, dan perawat dari sana. "Bagaimana dokter?" tanya Sahid. "Tadi sempat sesak nafas, tapi sudah bisa di atasi.* "Alhamdulillah." "Saya permisi." "Silakan, dokter. Terima kasih." Dok