Malam setelah penangkapan Giska … Menapaki dinginnya lantai penjara membuat air mata Giska terus menetes dengan sekujur tubuh yang kaku di kursi roda. Berkali-kali dia menarik napasnya panjang dengan tatapan yang nanar ke seluruh penjuru sel tersebut dengan napas yang tersengal-sengal. Kedatangannya dengan Sani menjadi pusat perhatian para penghuni sel lama, yang langsung memberikan tatapan dengan aura permusuhan yang kental. Sani sudah duduk di lantai penjara yang dingin itu, di sebelah kursi roda Giska, terus sibuk menangis sambil memeluk lututnya sendiri. Giska tidak menyangka, jika malam yang seharusnya menjadi malam kemenangan yang ingin dia rayakan karena berhasil menyingkirkan Sheya justru menjadi malam mengerikan yang penuh kehancuran untuknya. 'Wanita jalaang! Kamu memb

