Juna melajukan mobilnya dan bertarung dengan emosinya sendiri untuk bisa tetap waras dan sampai di tujuan dengan selamat, dadanya terus mengantarkan degup menyakitkan memikirkan Sheya. Rahangnya mengetat sempurna dengan tangan yang mencengkeram erat setir mobil. Juna mencoba kembali menghubungi Sheya, namun tetap tidak diangkat bahkan sejak panggilan pertama. Istrinya itu pasti sedang sangat terguncang, bayangan Sheya yang dicemooh oleh keluarga besarnya melintas begitu saja di kepala. Bagaimana saat Sheya disiram teh panas oleh sepupunya itu membuatnya menahan napas. Apalagi ini? Semua masyarakat menghinanya, menggunjingnya dan menyalahkannya dengan membabi buta. Juna benar-benar merasa berdosa. Juna kembali menghubungi Wildan, salah satu orangnya yang ditugaskan untuk menjaga She

