Bab 78 | Tawanya Menyimpan Luka

1502 Kata

Sheya bisa melihat mama mertuanya itu tersenyum lembut ke arahnya dan duduk di tepi ranjang, tau-tau dia meraih tangan Sheya dan menggenggemnya dengan erat lalu mengecupnya. "Ma." Bisik Sheya dengan nada terkejut sambil menarik tangannya. "Bagaimana keadaan kamu, Shey? Masih lemas dan pusing, ya? Masih demam juga ini." Bisik Kinnas yang kini raut wajahnya sudah berubah sendu. Wanita yang menjadi sosok ibu sempurna untuk cucunya, nyatanya hanyalah seorang wanita rapuh yang memiliki lukanya sendiri. Hidup dalam ancaman dan ketakutannya tanpa ada seorang pun yang bisa melindunginya selama bertahun-tahun. Bagaimana bisa wanita itu menjalani kehidupan yang mengerikan selama ini? Dibalik senyum dan tawa yang selalu dia persembahkan untuk Anas, nyatanya ada kesedihan mendarah daging yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN