Sheya menarik napasnya dalam dan berusaha menenangkan dirinya, dia mendongak dan menatap nanar ke arah kolam renang sambil menghapus air matanya. Mengingat semua hal yang terjadi pada Sera hingga dia menyaksikan sendiri penganiayaan itu dan mendengar kronologi atas kekerasan di masa lalu yang dialami Sera benar-benar membuat Sheya tidak bisa mengendalikan segala rasa sakit yang semakin berdentum-dentum keras menyiksa batinnya, hingga yang bisa dia lakukan hanya terus menangis dengan rintihan kecil berharap rasa sakitnya bisa berkurang. Saat dia merasa sudah bisa sedikit mengendalikan dirinya, hatinya yang masih terasa sangat lelah justru kembali harus bekerja keras karena terkejut melihat siapa yang ada di sampingnya. Tubuhnya berjingkat kecil dengan tatapan mata yang gelisah. “M..

