Part 36

1256 Kata
Kavindra duduk di kursi kerjanya dan fokus pada laptop di hadapannya, sedangkan seperti biasa pak Agung juga sedang bekerja di meja yang berseberangan dengan meja Kavindra. Pak Agung menatap Kavindra heran, ia melihat ada yang berbeda dari Kavindra, wajah bosnya itu terlihat berseri seri. "Bos..." Kavindra menghentikan pekerjaannya dan mengangkat wajahnya, memandang pak Agung. "Kenapa Gung?" "Ada sesuatu yang tidak saya ketahui bos?" Kavindra mengernyitkan dahinya dan menatap pak Agung. "Maksud kamu?" "Saya lihat bos hari ini berbeda dari biasanya, lebih bahagia dan ceria," ucap pak Agung lagi. Kavindra terkekeh, pak Agung memang benar, kebahagiaan sedang melingkupi hatinya karena ia sudah bisa meyakinkan Cassandra untuk menerima cintanya. "Kamu selalu jeli melihat segala sesuatunya Gung, memang benar, hari ini aku bahagia dan mungkin hari hari aku ke depan akan seperti ini." "So... apa yang terjadi?" "Kami sudah resmi pacaran," jawab Kavindra. Wajah pak Agung terlihat terkejut tapi tampak ia juga senang. "Benarkah bos, bos dan mbak Cassandra?" "Yes." "Selamat ya bos, saya ikut senang." "Terima kasih Gung, aku juga tidak menyangka akan bisa move on dari Raina secepat ini, dan wanita yang membuat aku bisa jatuh cinta lagi adalah Cassandra. Benar benar diluar dugaanku." "Cinta tidak memandang ia hadir di hati siapa bos, tua atau muda, duda atau single, mungkin selama ini kedekatan bos dan mbak Cassandra adalah rencana Tuhan untuk kalian bisa membuka hati masing-masing, saya dengar mbak Cassandra juga pernah dikecewakan oleh pasangannya." Kavindra terdiam, ingatannya kembali pada kejadian saat ia menolong Cassandra dari mantan pacarnya yang akan menggagahinya beberapa waktu yang lalu dan dari sanalah awal pertemuan mereka berdua dan semakin hari semakin dekat. "Kamu benar, semoga kami bisa melenggang ke jenjang yang lebih serius setelah ini, tapi itu nanti, aku tidak ingin maembuatnya takut dengan membahas serius hubungan kami saat kami baru memutuskan menjalin hubungan." "Saya yakin mbak Cassandra tidak menjalin hubungan untuk main main bos," ucap pak Agung. "Aku harap begitu Gung." Kavindra kembali fokus pada laptop di depannya. Oooo---oooO Cassandra berjalan berjalan melintasi front office menuju ruangan kepala divisi produksi dimana ruangan yang ia tempati bersama bu Alia, Via dan Rini, ia baru saja selesai makan siang bersama Nathalie dan Nathalie sudah naik ke ruangan kerjanya. Sebelum ia masuk ke dalam ruangan ia melihat Kavindra turun dari tangga dengan terburu buru, pria itu setengah berlari keluar dari gedung kantor tanpa pak Agung. Cassandra menatap kepergian Kavindra dengan setengah heran seperti ada yang mendesak sekali, ia berpikir ada sesuatu yang terjadi dan pikirannya tertuju pada Anna, Cassandra segera mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Anna. "Halo..."  "Halo Anna, kamu dimana? kamu baik baik saja kan?" "Kak Cassie kenapa? aku baik baik saja kok, ini aku sedang makan siang di kantin sekolah." Cassandra bernafas lega, "syukurlah kalau begitu, kamu lanjutkan makan siang kamu, kakak pikir terjadi sesuatu sama kamu." "Okay kak." Cassandra memasukkan ponselnya dalam kantong blazernya dan berpikir mungkin Kavindra ada meeting penting hari ini, ia tersenyum kecil, ia sudah berperilaku seperti layaknya seorang kekasih yang khawatir kepada kekasihnya. "Astaga Cassie, kamu seperti abg labil," gumam Cassandra menggelengkan kepalanya dan berjalan memasuki ruangan kepala divisi produksi dan menuju mejanya. Via dan Rini belum kembali dari makan siang begitu juga bu Alia, ia kemudian memeriksa kembali pekerjaannya. ~~~ ~~~ Cassandra membaringkan tubuhnya di ranjang big size dalam kamarnya, ia sudah memakai piyama tidur. Cassandra meraih ponselnya yang ada di meja nakas dan kembali berbaring, ia menatap layar ponselnya, tidak ada chat dari Kavindra atau telepon. Sejak mereka memutuskan menjalin hubungan beberapa hari yang lalu, mereka belum bicara lagi baik secara langsung atau lewat telepon. Cassandra malu jika harus menghubungi kavindra terlebih dahulu, ia masih belum berani menunjukkan perhatian selayaknya kekasih kepada Kavindra. Ia hanya bisa menunggu Kavindra menghubungi dirinya terlebih dahulu, tanpa berani memulai. Pintu kamarnya terbuka, Cassandra melihat Jenny berjalan masuk dan duduk tak jauh dari Cassandra. "Case, Carlo bilang kamu mau ikut saat kami mau prewedding weekend ini." "Iya kak, sekalian aku juga mau refreshing sejenak setelah kemarin ada tugas ke Aussie." "Kita menginap di hotel atau..." "Kenapa di hotel kak? papa kan ada apartemen di Singapore." "Iya juga, kak Jenny lupa." "Memangnya kak Jenny mau ke berapa negara lagi untuk prewedding?" tanya Cassandra kemudian duduk. "Mmmm... kemarin kita sudah ke Spain dan beberapa kota di Eropa, weekend ke Singapore, weekend depan mau k Taj Mahal." "Hah? ke India? kak Jenny... kenapa malah ke India, nggak ada tempat yang lain apa?" "Aku kan mau berdandan ala aktris aktor bollywood." Cassandra tergelak, "Kak Jenny ada ada saja, disini kan banyak sewa baju ala India." "Beda dong Case, ini asli di negara asalnya." "Ya ya terserah kak Jenny, sana kak Jenny keluar, aku mengantuk mau tidur." "Iya iya, dasar tukang tidur, ini masih jam sembilan Case." "Tapi aku lelah bekerja seharian kak, kakak ngobrol aja sama mama sana." "Iya iya bawel," jawab Jenny kemudian berdiri dan berjalan keluar dari kamar Cassandra. Cassandra pun kembali berbaring, ia kemudian memejamkan matanya dan tak menunggu lama ia pun tertidur. Oooo--oooO Beberapa hari Cassandra tidak melihat Kavindra, saat datang atau pulang, padahal biasanya jam datang ia dan Kavindra kadang bersamaan, begitu juga saat pulang. Cassandra berpikir Kavindra ada urusan bisnis lagi ke luar negeri, apalagi perusahaan kavindra masih dalam tahap expansi. Cassandra duduk di meja kerjanya dengan berpikir ke negara mana Kavindra pergi, ke negara Eropa, Asia atau Amerika. "Pak Kavindra kemana bu, beberapa hari tidak kelihatan, biasanya kita sering bertemu di front office," tanya Rini membuat Cassandra yang tadinya fokus pada laptop di depannya menoleh pada bu Alia, ia ingin tahu kemana perginya Kavindra. "Beliau sedang menjenguk papanya yang sedang sakit, jadi beberapa hari tidak ke kantor." "oh begitu bu, apakah sakit parah papa pak Kavindra?" tambah Via. "Saya juga tidak tahu, tapi namanya juga usia tua, sudah biasa itu. Cas... sudah selesai pekerjaan kamu?" tanya bu Alia. Cassandra tergagap dan kembali fokus pada laptopnya, "Sedikit lagi bu," jawab Cassandra. Cassandra baru tahu jika Kavindra bukannya pergi untuk kepentingan bisnis tapi karena papanya sakit. Cassandra menghela nafas panjang, ia bingung apakah ia harus menghubungi Kavindra dan bertanya keadaan papanya. Cassandra merasa keterlaluan jika ia tidak menghubungi Kavindra dan bertanya tentang keadaan kedua orangtuanya, ia memutuskan akan menghubungi Kavindra nanti saat akan pulang, sekarang ia harus fokus pada pekerjaannya. Cassandra bergegas melintasi front office menuju mobilnya hingga ia tidak melihat jika Nathalie juga keluar bersamaan dengannya menuju mobil. "Cas... buru buru banget, kamu mau kemana?" tanya Nathalie mensejajarkan langkahnya dengan Cassandra. "Enggak kemana mana Nath." "Kenapa buru buru?" "Nggak juga," Cassandra memperlambat langkahnya. "Kita ke cafe yuk, sudah lama kan kita tidak hang out setelah pulang kerja."  Cassandra menghentikan langkahnya, ia berpikir sejenak, ia berencana akan menghubungi Kavindra saat akan masuk mobil sebelum pulang. "Mmmm... lain kali aja deh Nath, aku ada urusan." "Tumben kamu menolak, kamu ada masalah?" "Enggak, hanya ada urusan sedikit," jawab Cassandra. "Baiklah, weekend?" Cassandra menggelengkan kepalanya, "aku ada janji dengan abang aku wekend ini, bagaimana kalau besok Nath?" tawar Cassandra. "Okey, deal besok ya." "Iya, see you," ucap Cassandra berjalan menuju mobilnya di area parkir gedung kantor dan masuk dalam mobilnya, ia tak segera menghidupkan msin mobil tapi mengeluarkan ponsel dari tas tangannya. Tapi Cassandra tak segera mendial nomor Kavindra, ia hanya menatap layar ponselnya yang tertera nama dan nomor Kavindra, Cassandra ragu akan menekan tombol hijau di ponselnya. Cassandra menghela nafas panjang mengisi paru parunya dengan udara, jantungnya berdetak kencang padahal ia tidak sedang berhadapan dengan Kavindra hanya akan menghubunginya tapi kenapa jantungnya selalu bereaksi seperti ini. Cassandra sudah menekan tombol hijau di ponselnya dan terdengar nada sambung, nada sambung terdengar beberapa kali sampai sebuah suara terdengar di ujung telepon. "Halo..." Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN