Part 7

1253 Kata
Cassandra berjalan keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan, tapi ia heran kenapa tidak ada mama dan papanya juga Carlo disana padahal biasanya saat Cassandra turun untuk sarapan pagi keluarganya sudah ada di ruang makan. Cassandra kemudian duduk di meja makan dan memanggil ART untuk menghidangkan makanan untuknya. "Mbak, mama, papa dan bang Carlo mana? kenapa sepi sekali rumah, biasanya mereka sedang sarapan pagi," tanya Cassandra pada RT rumahnya. "Tuan dan Nyonya sepertinya ada urusan ke luar kota atau ke luar negeri non, tadi pagi pagi membawa koper. kalau den Carlo baru saja berangkat ke kantor," jawab ART itu sambil menghidangkan makanan ke piring Cassandra. "Oh..." Cassandra kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas tangannya dan mendial nomor Carlo. "Halo bang." "Ada apa Case?" "Abang ada di jalan?" "Iya, ada apa?" "Mama dan papa kemana? rumah sepi waktu aku turun untuk sarapan pagi." "Iya, ada perjalanan bisnis mendadak ke Berlin." "Mama ikut? tidak biasanya mama ikut papa perjalanan bisnis." "Iya, sekalian mau ke Perancis kata papa, sudah lama mereka tidak pergi bersama, hitung hitung honeymoon." "kenapa aku tidak diberi tahu bang?" "Nanti juga mama akan menghubungi kamu, manja banget, kamu kan sudah dewasa Case." "Bukan itu masalahnya, aku juga anak mereka masa tidak diberi tahu sebelum berangkat." "Ya sudah, abang tutup ya teleponnya, abang sedang mengemudi." "Iya bang, hati hati." Cassandra mengakhiri sambungan teleponnya dan memasukkan ponselnya dalam tas tangannya, ia kemudian mulai menyantap makanannya tapi saat mendengar papa dan mamanya pergi le luar negeri tanpa memberitahunya terlebih dulu hatinya merasa sedih. Ia bingung kenapa ia merasakan hal itu, biasanya dirinya fine fine saja saat papa dan mamanya tiba tiba pergi ke luar negeri atau ke luar kota. Cassandra merasa bagai anak kecil yang manja yang butuh kasih sayang, tentu saja karena ia adalah anak bungsu, walau ia sudah bekerja dan mandiri tetap saja iaanak bungsu. Cassandra hanya memakan setengah porsi dari makanan yang dihidangkan oleh art, ia kemudian berdiri dan meraih tas tangannya kemudian keluar dari rumah menuju mobilnya. Cassandra menyalakan mesin mobil tapi matanya menatap spion untuk melihat jok belakang, ia menyipitkan matanya saat melihat paperbag yang ada di jok belakang. "Apa itu? aku rasa aku tidak pernah belanja untuk beberapa lama ini," gumam Cassandra kemudian meraih paperbag dan melihat isinya, ia melihat sebuah jaket kulit warna hitam, ingatannya teringat pada peristiwa dimana Daniel akan melakukan perbuatan tak senonoh padanya dan itu adalah jaket atasannya yang dipakaikan padanya untuk menutupi pakaiannya yang koyak. "Astaga!!" Cassandra menepuk dahinya karena ia lupa untuk mengembalikannya pada atasannya. "Sudah berapa lama ini aku belum mengembalikannya, tapi bagaimana caranya aku mengembalikan ini?" gumam Cassandra. Cassandra kemudian melajukan mobilnya keluar dari rumahnya yang megah, menyusuri jalanan ibukota yang ramai pekerja yang berangkat kerja baik dengan motor atau mobil. Cassandra membelokkan mobilnya ke area parkir perusahaan textil dimana ia bekerja dan memarkirkannya di sudut seperti biasanya, hanya ada beberapa mobil saja dan mobil Nathalie belum ada, seperti biasa sahabatnya itu selalu datang hampir jam sembilan, sedangkan Cassandra lebih suka datang jam delapan. Cassandra menoleh dan menatap paperbag di jok belakang mobilnya, ia masih bingung bagaimana cara mengembalikan jaket milik atasannya itu, tidak mungkin ia tiba tiba datang ke ruangan atasannya dan mengembalikan jaket, apa kata sekertaris bosnya itu juga karyawan lain, ia tak ingin menciptakan gosip walau memang tidak ada apa apa diantara mereka. Cassandra membiarkan jaket itu di jok belakang mobilnya sembari ia pikirkan cara mengembalikan jaket itu, ia kemudian turun dari mobilnya dan masuk dalam gedung office menuju ruang kepala divisi produksi, ruangan masih sepi karena bu Alia dan dua staf produksi yang satu ruangan dengannya belum datang. Cassandra kemudian berjalan ke mejanya yang ada di sudut dan mulai membuka beberapa berkas yang ada di mejanya, pintu ruangan terbuka dan menampakkan bu Alia masuk dalam ruangan. "Selamat pagi bu Alia," sapa Cassandra. "Selamat pagi Cas, seperti biasa, pegawai favoritku selalu datang lebih awal dari semuanya," ucap bu Alia berjalan menuju meja kerjanya. "Bu Alia bisa saja." "Ada kabar baik buat kamu Cas." "Kabar baik apa bu?" tanya Cassandra penasaran. "Pak Kavindra mengirim aku untuk mempelajari teknologi textile di Aussie, juga ada beberapa kepala divisi untuk belajar juga di sebuah perusahaan textile besar di Melbourne, dan kabar baiknya adalah kami bisa membawa asisten kepala divisi, jadi kamu juga ikut." "Saya ikut?" "Iya benar, sangat menyenangkan bukan? apakah kamu sudah pernah ke Aussie, kamu akan menyukainya jika ini pertama kalinya kamu kesana," ucap bu Alia. Casandra tersenyum kikuk mendengar ucapan bu Alia, ia lebih dari sering datang ke Aussie karena saudara saudara papanya tersebar di Sidney, Melbourne Perth dan Canberra. Mungkin nanti saat tugas dari perusahaan selesai ia akan berkunjung ke rumah saudara papanya di Melbourne, satu kota dengan tempat perusahaan textile dimana bu Alia dan beberapa kepala divisi akan belajar teknologi dan ia juga senang karena pasti Nathalie akan ikut bersamanya karena ia adalah asisten kepala divisi HRD. "Kapan kita berangkat bu?" tanya Cassandra. "Kalau jadwal tidak mundur, mungkin minggu depan Cas dan kita di Melbourne selama lima belas hari." "Dua minggu bu? lama sekali?" tanya Cassandra. "Jadwalnya sepuluh hari kita akan fokus belajar dan empat hari kita dibebaskan untuk jalan jalan disana." "Wah kita ada waktu jalan jalan juga bu?" tanya Cassandra semangat, ia jadi tidak perlu mencuri curi waktu di sela mereka belajar untuk pergi ke rumah saudara papanya. "Iya dong, pak Kavindra selalu care dengan kita para pegawainya, tidak melulu kerja, kerja dan kerja. " "Baik bu, saya akan bersiap," jawab Cassandra. ~~~ ~~~ Cassandra dan Nathalie sedang makan siang bersama di cafe yang berada tak jauh dari kantor mereka, Cassandra hanya memilih menu sandwich dan orange juice sedangkan Nathalie memilih menu agar berat yaitu spaghetti carbonara. "Nath, kamu sudah tahu belum kalau kita akan ke Aussie minggu depan?" Nathalie yang sedang menikmati spaghetinya mengangkat kepalanya dan menatap Cassandra. "Ke Aussie? pak Nando belum bilang apa apa, untuk apa kita ke Aussie?" tanya Nathalie kembali melanjutkan makannya. "Kata bu Alia kita mau mempelajari teknologi produksi textile di sebuah perushaan besar di Aussie, juga beberapa kepala divisi dan wakil kepala divisi juga ikut." "Benarkah?" "Iya, bu Alia sudah mengatakan itu padaku, jadi aku pikir pak Nando sudah mengatakannya kepadamu." "Belum sih, entah aku diajak atau enggak." "Pasti diajaklah, nanti kamu menangis lagi kalau tidak diajak," ledek Cassandra. "Cassandra... suka banget ngeledekin, lagi pula aku sudah pernah liburan ke Aussie." "Oh ya kemana? Sidney, Melbourne, pulau Tazmania?" canda Cassandra. "ke Sidney dong, memangnya nanti kita kemana?" "Ke Melbourne, kan perusahaan textile nya ada disana." "Oh Melbourne, by the way kamu pernah ke Aussie Cas?" "Aku juga pernah sih, beberapa kali, sudah lama." "Jadi kita nanti kita bisa jalan jalan nggak? kerja saja?" tanya Nathalie. "Kata bu Alia sih ada waktu empat hari untuk jalan jalan." "Wah asyik tuh, empat hari cukuplah buat liburan." Setelah selesai makan siang, Cassandra dan Nathalie kembali ke kantor dengan jalan kaki karena letak cafe tak jauh dari kantor, mereka kembali ke ruang kerja masing masing, Cassandra di lantai dasar sedangkan Nathalie di lantai dua. Oooo---oooO "Bang..." "Kenapa Case?" "Minggu depan aku harus ke Aussie," ucap Cassandra, mereka sedang makan malam bersama, hanya berdua karena mama dan papa mereka masih di Berlin. "Aussie? ke rumah om Albert?" "Bukan, ada tugas dari perusahaan, ceritanya kami akan mempelajari teknologi perusahaan textil besar di Melbourne." "Melbourne Grand Textile?" tanya Carlo. "Entahlah, mungkin, memangnya kenapa?" "Om Albert memiliki saham disana, mungkin kamu akan bertemu beliau jika memang disana tujuannya," ucap Carlo santai. "Astaga... bagaimana ini? aku tidak mau semua orang tahu jika aku adalah keponakan pemegang saham disana, bisa terbongkar identitas aku," ucap Cassandra khawatir. Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN