Part 25

1244 Kata
Ana tersenyum kemudian kembali memejamkan mata dan tidur, kali ini Ana tidak gelisah dalam tidurnya dan hal itu membuat Kavindra heran dan bingung. Hanya dengan kedatangan Cassandra saja Ana bisa segera tenang, ia tidak tahu begaimana kedekatan antara Cassandra dan Ana tapi ia senang Ana sudah tenang. Kavindra berbalik dan keluar dari kamar Ana, Cassandra hanya melirik sekilas kepergian Kavindra. Cassandra kembali menatap Ana yang sudah terlelap, nafasnya teratur dan sepertinya ia tidak gelisah lagi. Cassandra mengahalau anak rambut Ana yang menjuntai di keningnya, entah kenapa ia merasa sangat menyayangi Ana seperti adiknya sendiri, apalagi ia anak bungsu dan tidak pernah merasakan memiliki seorang adik. Cassandra akan berdiri dan pergi tapi tangannya ditahan oleh Ana, Ia tersenyum. Cassandra melepas pegangan tangan Ana perlahan dan berjalan memutar, masih sangat pagi dan ia juga masih mengantuk. Cassandra naik ke atas ranjang Ana dan berbaring disamping Ana, tak menunggu lama Cassandra pun terlelap tidur. Kavindra merenung di balkon kamarnya, Ia berpikir kenapa Ana begitu nyaman bersama Cassandra dan ia akui jika dirinya juga merasa nyaman saat bersama Cassandra sehingga menimbulkan percikan perasaan cinta dihatinya walau ia mengelak dan mengingkarinya tetap saja ia tahu jika itu perasaan cinta. Bukannya Kavindra tidak bahagia ia bisa mersakan jatuh cinta lagi setelah sekian lama, tapi dirinya takut kecewa, takut terulang apa yang ia alami dalam percintaanya. Dirinya dan Reina sudah lama saling mengenal dan menikah lebih dari lima belas tahun tapi berakhir dengan perceraian, ia memilik trauma dan takut sakit hati. Kavindra sangat frustasi karena perceraiannya dengan Reina apalagi Reina brselingkuh dengan pria lain, ia merasa sebagai pria yang gagal. Apalagi saat ini ia baru mengenal Cassandra, ia tidak tahu bagaimana sifat gadis itu, walau beberapa kali Cassandra menolongnya juga Ana tapi bisa saja itu hanya diluarnya saja. Kavindra menggeleng, ia sudah sangat berburuk sangka pada Cassandra, Kavindra baru menyadari jika hari sudah mulai pagi, matahari juga sudah memancarkan sinarnya dan dia tidak sadar sudah melamun beberapa jam. Kavindra kemudian berjalan masuk dalam kamar dan masuk ke kamar mandi untuk mandi, hari ini ia ada meeting penting tapi ia tidak tega meninggalkan Ana. Kavindra sudah berpakaian rapi dan keluar dari kamarnya menuju kamar Ana, Ia buka pintu kamar Ana dan ia tertegun melihat apa yang ia lihat. Ana tidur bersama Cassandra dan memeluk gadis itu seperti Cassandra adalah ibunya, Kavindra menatap tak berkedip pada apa yang ia lihat. Kavindra berjalan mendekat dan menatap wajah dua orang yang sedang tidur nyenyak itu, ia memeriksa suhu tubuh Ana dan kembali ia dibuat terkejut karena suhu tubuh Ana sudah tidak panas dan cenderung normal. Ini adalah suatu keajaiban hanya dalam waktu beberapa jam saja Ana sudah sembuh, Kavindra menunduk dan mencium kening Ana, dan entah apa yang ada dalam pikiran Kavidra, ia juga mencium kening Cassandra. Kavindra menyelimuti tubuh Ana dan Cassandra dan kemudian keluar dari kamar Ana, ia tenang meninggalkan Ana bersama Cassandra. Kavindra kemudian turun untuk sarapan pagi. "Tadi saya lihat non Cassandra datang pagi pagi sekali," ucap Art yang menyiapkan sarapan pagi untuk Kavindra. "Iya bik, saya yang memintanya datang karena Ana demam dan memanggil namanya." "memanggil nama non Cassandra? bukan nama nyonya Reina? emm... maksud saya mantan nyonya." "Saya juga bingung bik, kenapa Ana malah memanggil nama orang lain." "Mungkin non Ana nyaman saat bersama non Cassandra tuan." "Iya bik, saya juga merasa nyaman saat bersama Cassandra," batin Kavindra. Setelah selesai sarapan Kavindra kemudian bergegas keluar dari rumah dan di halaman rumahnya sudah siap pak Agung di samping mobil Kavindra, pak Agung adalah asisten sekaligus orang kepercayaan Kavindra. Setiap pagi ia akan  datang ke rumah Kavindra dan membiarkan mobilnya disana, ia akan berangkat ke kantor bersama kavindra, itu adalah kegiatan rutinnya. Ia menatap sebuah mobil asing yang terparkir di sudut rumah Kavindra, dan ia seperti mengenal mobil itu. "Bos... bukannya itu mobil..." "Cassandra..." "Iya..." "Biar nanti aku jelaskan, ayo berangkat," ucap Kavindra pada Agung, Agung mengernyitkan keningnya, seperti ada hubungan khusus antara Kavindra dan Cassandra tapi kenapa Kavindra tidak pernah bercerita, padahal biasanya Kavindra bicara tentang semuanya. Pak Agung juga bingung kapan keduanya mulai dekat, apakah saat di Melbourne waktu itu. "Kamu jangan berpikiran macam macam dulu Gung, semua tidak seperti yang kamu pikirkan, Cassandra wanita baik baik." "Saya tidak menebak apa apa pak." "Tidak mungkin, aku tahu siapa kamu." Pak Agung tergelak mendengar ucapan Kavindra, mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju pabrik dan kantor Semesta Alterio Textile. ~~~ ~~~ "Jadi..." "Kamu tidak pernah membuang waktu ya, kita baru sampai kantor Gung." "Tapi saya penasaran kenapa mobil mbak Cassandra ada di rumah pak Kavindra, apakah pak Kavindra dan mbak Cassandra ada hubungan spesial?" tanya pak Agung. Kavindra terdiam sejenak, pertanyaan pak Agung membuat Kavindra berpikir. Apakah ia ada hubungan dengan Cassandra? tentu saja tidak walau hatinya sudah terpaut pada gadis itu. "Tidak ada Gung, hanya saja..." "Hanya saja apa pak?" tanya pak Agung. "Kamu kan tahu aku pulang lebih awal karena Ana sakit, aku sudah memanggil dokter Miko tapi dini hari Ana semakin demam dan mengigau. Dan kamu tahu nama siapa yang ia sebut dalam igauannya? nama Cassandra." "Apa? nama mbak Cassie?" "Benar Gung, aku juga bingung. Jika Ana merindukan sosok seorang ibu seharusnya ia merindukan Reina, tapi tidak, ia mengigau dan menyebut nama Cassandra, terpaksa aku menghubungi dan mencoba memintanya datang untuk menenangkan Ana, aku pikir dia tidak datang karena saat aku hubungi dia seperti keberatan, tapi ternyata dia benar benar datang dan itu sangat mengejutkan aku Gung." "Mbak Cassandra memang gadis yang spesial." Kavindra mengangguk menyetujui ucapan pak Agung. "Dan kamu tahu, setelah kedatangan Cassandra, Ana menjadi tenang, tidurnya juga tidak gelisah, itu semakin membuatku bingung Gung. Dan yang paling mengejutkan saat pagi ini aku periksa keadaan Ana, suhu tubuhnya berangsur normal jadi aku biarkan saja Ana dan Cassandra tidur, Cassandra juga pasti sangat mengantuk karena harus datang dini hari ke rumahku." "Kalau bu Alia mencarinya bagaimana bos?" tanya pak Agung. Kavindra terdiam sejenak, "Kamu benar, pasti bu Alia menganggap Cassandra absen," ucap Kavindra kemudian. "Biar saya yang urus bos." "Apa yang akan kamu lakukan Gung," tanya Kavindra menatap pak Agung yang berdirid ari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Kavindra. "Bos jangan khawatir, aku tidak akan membuat nama mbak Cassandra jelek." ~~~ ~~~ Cassandra membuka matanya dan menggeliat, ia terduduk karena menyadari ia bukan berada di kamarnya. ia menoleh dan melihat Ana masih meringkuk dibalik selimut yang juga menutupi tubuhnya, ia bingung karena ia merasa semalam ia tidak memakai selimut, Ana juga. "Siapa yang menyelimuti aku?" gumamnya, ia meraih ponselnya dan mendelik saat melihat jam sudah hampir tengah hari. "Astaga, sudah tengah hari, ya ampun Cassie kamu tidak ke kantor," ucap Cassie melihat banyak chat dari Nathalie juga telepon dari bu Alia beberapa kali. "Mampus... kena SP pasti aku nanti," Cassandra menepuk dahinya pelan. Cassandra kemudian mendial nomor bu Alia tapi nomor atasannya itu sibuk, Cassandra menghembuskan nafasnya kasar, ia pasarah jika nanti kena SP 1 karena tidak masuk kantor dan tidak memberikan keterangan apapun. Cassandra kemudian beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi kamar Ana, ia mandi dan kembali memakai piyama yang ia pakai karena memang ia tidak membawa pakaian ganti. Cassandra keluar dari kamar mandi saat ponselnya berdering. Cassandra berjalan cepat menuju meja nakas yang ada di samping ranjang Ana dan meraih ponselnya, sebuah panggilan dari mamanya. "Halo ma..." "Cassie sayang kamu dimana? kata bibi Nathalie sakit dan kamu ke rumahnya? benar?" "I... iya ma." "Jadi kamu tidak ke kantor hari ini sayang?" "Iya ma, mungkin besok, aku nanti pulang agak sore ma." "Ya sudah, kamu juga jaga kesehatan jangan sampai sakit." "Iya ma." Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN