Part 26

1251 Kata
Cassandra kemudian berjalan menuju kamar mandi dan mandi agar tubuhnya segar, ia heran kenapa ia bisa bangun sesiang ini padahal dirinya tidak pernah seperti ini walau semalam apapun ia tidur. Cassandra terpaksa memakai piyamanya kembali karena ia tidak membawa pakaian ganti, Cassandra kemudian keluar dari kamar mandi dan melihat Anna sudah bangun dan duduk di tepian ranjang. "Kamu sudah baik baik saja An?" tanya Cassandra. "Iya kak, makasih ya sudah datang." "Kamu jangan banyak pikiran, aku tahu kamu akan segera naik kelas tiga dan akan ujian, tapi menjaga kesehatan itu penting," nasehat Cassandra. "Iya kak, aku mau mandi dulu," Anna kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. "Tunggu... aku lihat dulu," Cassandra mendekati Anna dan memeriksa suhu tubuh gadis itu, sudah normal. "Mandi air hangat saja An, takut nanti masih demam." "Siap kak," Ana melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi. Sedangkan Cassandra berjalan keluar dari kamar Anna menuju balkon kamar Anna, ia melihat betapa besar dan luas halaman belakang dan depan rumah Kavindra, tak beda jauh dengan rumahnya. Cassandra bingung kenapa ia bisa terjebaak dalam situasi ini, dengan bosnya juga dengan putri bosnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan tapi kenapa ia menyukai hal ini, dekat dengan Kavindra juga Anna yang entah kenapa dirinya begitu menyayangi gadis itu. Cassandra masih heran kenapa malah seperti memiliki rasa kepada Kavindra tapi hatinya mengingkari hal itu, ia menolak keras akan perasaan yang sudah berkembang di hatinya. "Aku harus melakukan sesuatu, rasa ini tidak boleh berkembang lebih jauh, tidak  boleh. Usia kami terpaut jauh, sadar Cassandra," gumam Cassandra. Kak Cassie... ayo kita turun makan siang, bibik sudah menyiapkan makan siang buat kita." Anna tiba tiba sudah ada di samping Cassandra, membuat lamunan Cassandra buyar. "Anna... kamu membuat kakak terkejut ah." "He..he..he.. maaf kan, kakak pasti melamun, melamun apa sih? pacarnya ya?" "Kamu... masih kecil sudah bicara pacar, jangan jangan kamu yang sudah punya pacar, ayo ngaku..." Anna tersenyum penuh arti. "Tuh kan benar, tapi An... kamu harus ingat, pacaran boleh tapi tetap fokus pada pendidikan karena pendidikan itu penting. dan juga harus tetap jaga diri." "Maksud kak Cassie apa?" tanya Anna bingung. "Kamu tahu kan pergaulan anak zaman sekarang itu sangat bebas, free s*x, tawuran dan lain lain, kak Cassie mau Anna bisa menjaga kehormatan Anna juga kehormatan keluarga dengan tidak melakukan hal itu." Anna tersentuh dengan nasehat Cassandra padahal dirinya bukan siapa siapa Cassandra tapi Cassandra sangat memperhatikan dirinya, bahkan Cassandra mau datang dini hari saat ia sakit. Anna kemudian memeluk Cassandra, "Makasih ya kak Cassie, kakak sudah perhatian sama Anna, Anna sayang banget sama kak Cassie," bisik Anna. "Kak Cassie juga sayang kamu An." "Baiklah ayo turun kita makan siang," ajak Anna mengurai pelukannya. ~~~ ~~~ "Bos..." "Ada apa Gung?" "Aku lihat beberapa hari ini sikapmu sedikit berbeda, ada keresahan di wajahmu, ada masalah apa? biasanya kamu selalu cerita padaku jika ada masalah," ucap pak Agung, walau pak Agung asisten pribadi dalam pekerjaan tapi Kavindra juga sering membicarakan masalah pribadinya pada pak Agung. Usia pak Agung yang lebih tua dari Kavindra dianggap Kavindra bisa memberikan nasehat kepadanya. Saat Kavindra bercerai dengan Reina pun ia minta pendapat pak Agung yang lebih berpengalaman dalam berumah tangga. "Entahlah Gung, aku bingung harus mulai dari mana," jawab Kavindra, ia sandarkan punggung di kursi kebesarannya. Pak Agung menatap Kavindra heran, jarang sekali bahkan tidak pernah ia melihat bosnya itu cemas, bingung, resah seperti ini. "Soal Anna?" "Bukan, Cassandra..." "Mbak Cassandra? ada apa dengannya?" "Kamu tahun beberapa waktu ini ada saja kejadian dan insiden yang membudan at kami berinteraksi dan mungkin semakin dekat, apalagi Anna sepertinya sangat dekat dengannya. Aku juga bingung kenapa aku merasakan ada kenyamanan saat bersama dengannya, tidak mungkin aku menyukainya kan? maksudku jatuh cinta." Pak Agung berpikir sejenak, memang ia tahu beberapa kali insiden yang malah membuat Cassandra dan Kavindra dekat, mungkin interaksi mereka membuat Kavindra nyaman bersama Cassandra dan menimbul getaran cinta. "Kenapa enggak bos, bos duda dan mbak Cassandra juga masih lajang kan?" Kavindra menggelengkan kepalanya, "tidak se simple itu Gung." "Apanya yang tidak simple bos, jika dua orang manusia pria dan wanita merasakan getaran satu sama lain, tentu itu dinamakan cinta dan jika keduanya lajang tidak ada masalah kan?" "Masalahnya aku tidak yakin apa benar perasaan yang aku rasakan kepada Cassandra itu cinta, atau hanya rasa nyaman sesaat saja karena dia juga dekat dengan Anna." "Sebenarnya semua hanya bisa dijawab oleh hati kecil bos sendiri, bagaimana perasaan bos yang sesungguhnya pada mbak Cassandra, tapi saya lihat memang mbak Cassandra itu gadis yang spesial." Kavindra menghela nafas panjang, ia masih bingung dengan perasaannya sendiri, dan jika memang benar perasaannya nyata, bagaimana dengan perasaan Cassandra, belum tentu Cassandra memiliki perasaan yang sama kepadanya. "Anggap saja aku benar jatuh cinta kepada Cassandra Gung, tapi aku tidak tahu perasaannya kepadaku." "Ya bos harus memastikannya, atau bertanya pada mbak Cassandra." "Kamu gila... jika aku bertanya dan dia tidak memiliki perasaan apa apa kepadaku, mau ditaruh mana mukaku ini Gung." "Apa perlu saya yang memastikan hal itu, kalau saya jadi bos, saya akan segera menyatakan perasaan kepadanya, entah ditolak atau diterima, itu akan membuat hati bos lega. Jika mbak Cassandra menolak atau tidak ada perasaan apapun itu urusan nanti, kita pria harus mengejar cinta bukan menunggu. menunggu itu tugas wanita, bahkan zaman sekarang wanita terkadang lebih berani menyatakan perasaannya." "Iya seperti Clara, berkali kali ia menyatakan perasaannya kepadaku." "Nah seperti itu contohnya bos." "Aku pernah terbawa suasana dan menciumnya," ucap Kavindra lagi. "Mencium mbak Cassandra?" Kavindra mengangguk. "Apakah bos pernah terbawa suasana juga saat bersama bu Clara? tidak kan?" "Tidak pernah, walau dalam suasana romantis sekalipun." "thats the point, perasaan bos nyata pada mbak Cassandra, tidak perlu bertanya pada hati kecil lagi, semua sudah jelas. Tinggal bos bersikap tegas menyatakan perasaan pada mbak Cassandra." "Menurutmu begitu?" "Iya." Kavindra terdiam, mungkin ucapan pak Agung benar, ini saatnya ia move on dari sakit hati menjalin hubungan, tiba tiba memiliki perasaan jatuh cinta pada seseorang setelah luka dalam dari Reina, Tuhan pasti punya rencana sendiri. Kavindra tersenyum, ia yakin Cassandra masih ada di rumahnya sekarang, dan nanti saat pulang ia akan bicara dengan Cassandra. ~~~ ~~~ Kavindra memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya yang luas, ia segera keluar dari mobilnya tapi ia kecewa karena tidak melihat mobil Cassandra di halaman rumahnya, ia edarkan pandangannya ke seluruh penjuru halaman rumahnya yang terparkir beberapa mobil miliknya, dari family car hingga mobil sport. "Apakah dia sudah pulang?" gumam Kavindra. Kavindra bergegas masuk dalam rumah dan naik menuju kamar Anna, ia membuka pintu kamar Anna dan melihat putri kesayangannya itu sedang duduk di meja belajarnya dan tidak ada Cassandra disana. "Sayang..." Anna menoleh karena panggilan Kavindra dan tersenyum. "Papa... sudah pulang pa?" "Iya sayang, kamu sudah sembuh?" "Sudah pa, sangat baik malah." "Baguslah," Kavindra mengedarkan pandangan ke penjuru kamar Anna yang luas mencari keberadaan Cassandra. "Kak Cassie sudah pulang pa dua jam yang lalu, dia ditelfon mamanya." "Oh... papa belum mengucapkan terima kasih," kilah Kavindra padahal ia ingin bicara dengan Cassandra. "Ya udah, papa telefon aja kak Cassie," ucap Anna. "Iya nanti, kamu juga jangan diforsir belajar terus sayang, jaga kesehatan." "Ck.. papa sama saja dengan kak Cassie, iya papa. hanya baca sedikit." "Baiklah, papa ke kamar dulu," Kavindra kemudian berbalik dan keluar dari kamar Anna dan menuju kamarnya. Kavindra meletakkan tas kerjanya di atas ranjang dan duduk disana, ia lepas jas dan dasinya. Bagaimana caranya bicara dengan Cassandra jika ia sudah pulang, menghubungi by phone juga ia harus bertemu langsung dengan Cassandra. Jika ia mengatakan ingin bertemu pasti Cassandra bertanya apa yang ingin dibicarakan, masalah pekerjaan juga tidak mungkin karena ia hanya berhubungan dengan kepala divisi saja. Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN