Part 27

1222 Kata
Kavindra masuk dalam ruangannya dengan wajah tetap seperti kemarin membuat pak Agung yang sudah datang lebih dulu heran. "Kenapa wajah bos masih seperti itu? apakah mbak Cassandra menolah pernyataan cinta bos? kejar terus bos." "Kamu bicara apa Gung, aku bahkan belum bertemu dan bicara padanya, saat aku pulang dia juga sudah pulang, jadi aku belum sempat mengatakan apapun." "Telepon bos, ajak bertemu," saran pak Agung. "Kamu gila Gung, apa alasanku mengajaknya bertemu, soal pekerjaan? chairman tidak berhubungan dengan asisten kepala divisi Gung, apa jawabanku jika ia bertanya untuk apa aku mengajaknya bertemu," jawab Kavindra sembali menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. "Kalau begitu biar saya saja bos." "Jangan..." "Kenapa?" "Biar aku pikirkan sendiri apa yang harus aku lakukan Gung." "Tapi saya disini untuk membantumu bos." "Dalam hal pekerjaan Gung." "Dalam hal asmara saya juga tidak keberatan bos." "Sudahlah, kamu semakin membuat aku pusing." Kavindra mulai membuka laptop didepannya, ia coba fokus alam bekerja tapi ia tidak bisa. bayangan Cassandra terus saja berputar di kepalanya membuatnya tidak konsentrasi, pak Agung tersenyum melihat Kavindra yang masih gelisah dan tidak fokus bekerja. Pak Agung tahu jika perasaan Kavindra itu nyata, tapi karena statusnya yang duda juga usianya yang terpaut jauh dengan Cassandra membuatnya ragu. Pak Agung ingin melakukan sesuatu untuk Kavindra karena ia berhutang budi pada pria itu, Kavindra sudah menolong keluarganya dari masa masa sulit dan bisa menjadi asisten Kavindra yang bergaji besar dan mampu menghidupi keluarganya bahkan menyekolahkan anak anaknya ke luar negeri. Pak Agung memiliki ide cara mempertemukan Kavindra dan Cassandra sekaligus mengetahui perasaan Cassandra pada Kavindra, tapi pak Agung yakin jika Cassandra juga memiliki perasaan yang sama kepada Kavindra. ~~~ ~~~ Cassandra berjalan menuju Area parkir bersama Nathalie, ia dan Nathalie masuk dalam mobil masing masing untuk pulang. jam menunjukkan pukul lima sore. Saat Cassandra akan menghidupkan mesin mobilnya ponsel dalam tas tangannya berdering, ia meraih tas tangan yang ia letakkan di jok sebelah pengemudi dan mengeluarkan ponselnya. Cassandra menatap layar ponselnya yang ada nama pak Agung disana, ia bingung kenapa asisten Kavindra itu menghubunginya. Cassandra menggelengkan kepalanya, kenapa ia selalu menghubungkan semuanya dengan Kavindra padahal mengingat pria itu saja jantungnya berdetak tak tentu. "Halo pak Agung." "Halo mbak Cassandra, sedang di jalan ya mbak?" "Masih di area parkir pak, ada apa ya?" "Begini mbak, besok malam adalah wedding anniversary dan istri, saya mau mengundang mbak Cassandra datang besok malam, bisa kan?" "Besok malam?" "Iya, mbak Cassandra ada acara ya?" "Mmmm... tidak ada sih pak, tapi..." "Pak Kavindra juga datang mbak, bagaimana kalau mbak Cassandra datang bersama beliau." "Hah... nggak usah pak, saya berangkat sendiri, saya tidak ingin merepotkan." "Baiklah kalau begitu, saya akan foto undangannya dan mengirimkan pada mbak Cassandra." "Iya pak." Cassandra menghela nafas, hatinya resah karena besok ia akan bertemu lagi dengan Kavindra di hari wedding anniversary pak Agung. Perasaannya campur aduk antara senang dan takut, senang karena entah kenapa saat melihat Kavindra saja perasaannya terasa tenang tapi ia juga takut jika perasaanya ini akan berkembang menjadi sebuah rasa cinta. Cassandra menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya keluar dari area parkir perusahaan dimana ia bekerja, ia menjalankan mobilnyamenyusuri jalan raya menuju ke rumahnya. Cassandra masih berpikir apakah ia harus datang ke wedding anniversary pak Agung atau tidak, tapi jika tidak datang ia akan merasa tidak enak kepada pak Agung karena pak Agung yang memintanya langsung tapi jika ia hadir otomatis Cassandra akan bertemu dengan Kavindra dan ia belum siap jika harus merasakan debaran debaran itu lagi saat melihat Kavindra. ~~~ ~~~ Cassandra keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, ia kemudian duduk di tepi ranjang. Cassandra memutuskan untuk tidur lebih awal karena hari ini pekerjaannya banyak dan menghabiskan tenaga juga membuat fikirannya lelah. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan mata tapi ia segera membuka matanya saat bayangan seseorang melintas di pelupuk matanya, Cassandra terduduk. "Hentikan Case, apa yang kamu pikirkan?" gumamnya. Selalu seperti ini saat ia akan mulai tidur, bayangan Kavindra juga senyuman teduhnya selalu melintas di pelupuk matanya membuatnya jantungnya berdetak tak beraturan. Cassandra kembali membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya, lagi lagi bayangan itu melintas. "Hentikaaaan!!" pekiknya frustasi, ia berusaha menekan semuanya tapi kenapa bayangan pria itu selalu saja tidak membiarkannya tidur nyenyak. bukannya Cassandra tidak tahu jika ia sudah jatuh cinta pada Kavindra tapi ia mengingkarinya, baginya itu tidak benar. Jatuh cinta pada pria yang usianya terpaut jauh tidak ada dalam mimpinya, walau wajah Kavindra terlihat masih seperti usia tiga puluhan tetap saja Cassandra tidak bisa menerima semua itu. Cukup lama Cassandra berusaha tidur walau sulit karena bayangan Kavindra terus saja hadir, ia pun bisa tidur beberapa jam kemudian. Esok harinya Cassandra datang ke kantor sedikit terlambat karena ia bangun kesiangan. "Tidak biasanya kamu terlambat Cas?" tanya bu Alia. "Iya bu Alia maaf, semalam saya sulit tidur jadi bangun terlambat, sekali lagi maaf bu," ucap Alia merasa tidak enak karena datang terlambat. "Tidak apa apa, saya bisa mentolelir kali ini, tolong jangan diulangi lain kali." "Baik bu," jawab Cassandra kemudian bergegas menuju mejanya dan menghidupkan laptop di mejanya. "Semua gara gara pak Kavindra, kenapa dia harus terus menghantui aku coba?" bathin Cassandra mulai bekerja. Tak terasa jam pulang kantor sudah tiba, Cassandra memutuskan mencari kado wedding anniversary pak Agung dulu sebelum pulang. Ia memutuskan akan memberikan kado berupa jam tangan couple di gerai jam tangan langganan keluarganya di jalan protokol, Cassandra memberikan jam tangan bermerk yang cukup mahal tapi itu tak masalah baginya. Setelah mendapatkan apa yang ia perlukan, Cassandra kemudian pulang untuk bersiap menghadiri acara wedding anniversary pak Agung. ~~~ ~~~ Cassandra mematut dirinya di depan cermin besar kamarnya, ia tampak anggun dengan gaun one shoulder midi dress, gaun berwarna toscha dibawah lutut, ia memakai sepatu senada juga clutch berwarna hitam. Karena ini adalah wedding anniversary tidak mungkin ia mengurai rambutnya, Cassandra kemudian menyanggul rambutnya dengan memberikan kesan sedikit mess agar berkesan alami. Cassandra kemudian memberikan sentuhan make up sedikit bold pada mata dan bibirnya, setelah dirasa siap, Cassandra kemudian keluar dari kamarnya dan turun. di ujung tangga Cassandra bertemu papanya yang baru pulang. "Mau kemana sayang?" tanya pak Arya Adyatama, papa Cassandra. "Ada undangan pesta anniversary teman kantor pa, papa baru pulang?" "Iya sayang, papa lelah sekali hari ini, banyak pekerjaan." "Papa jangan diforsir kerjanya, jaga kesehatan pa, kan ada bang Carlo." pak Arya tersenyum, "iya sayang, kamu jangan malam malam pulangnya." "Pulang pagi boleh?" "Case..." "Bercanda pa, Cassie berangkat ya," pamit Cassandra. "Iya." Cassandra kemudian berjalan keluar dari rumah menuju mobilnya, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan dalam waktu satu setengah jam ia sampai di tempat acara wedding anniversary pak Agung di sebuah gedung. Cassandra memarkirkan mobilnya dan keluar, ia melihat sebuah karangan bunga selamat ulangtahun pernikahan ke 25 untuk pak Agung dan itu dari Kavindra. "Kenapa namanya ada dimana-mana," gerutu Cassandra kemudian berjalan masuk ke dalam gedung. Suasana cukup ramai dengan para tamu undangan yang sepertinya usia mereka sama dengan pak Agung, tentu saja yang diundang adalah teman teman pak Agung dan mungkin Cassandra adalah undangan yang paling muda diantara semua undangan. Cassandra mencari keberadaan pak Agung dan istrinya, ia membelah para tamu undangan dan menemukan pak Agung dan istrinya sedang menemani tamu undangan. "Pak Agung," sapa Cassandra. "Mbak Cassandra..." "Happy wedding anniversary," ucap Cassandra pada pak Agung dan istrinya. "Terima kasih, sudah bertemu pak Kavindra?" Tanya pak Agung. "Kenapa saya harus bertemu pak Kavindra?" tanya Cassandra salah tingkah. Pak Agung hanya tersenyum penuh arti mendengar jawaban Cassandra. Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN