Part 14

1241 Kata
"Halo..." "Halo Cas, kamu dimana? kamu sudah pulang ke Indonesia? kenapa sudah check out dari hotel." Cassandra terdiam, ia memang sengaja check out dari hotel dan tinggal di kamar Kavindra, ia melirik kopernya di sudut kamar presidential suite. Dari pada perusahaan membayar kamar yang tidak ditempati lebih baik ia check out. "I... iya Nath, sorry ya, aku ada urusan dan harus secepatnya pulang, tapi aku sudah pamit kok sama ketua tim kita juga bu Alia." "Oh... urusan apa? kamu tidak apa apa kan?" "ada lah, aku tidak apa apa, baiklah Nath aku tutup teleponnya ya, see you in Jakarta." Cassandra kemudian mengakhiri sambungan teleponnya dengan Nathalie, ia menghela nafas karena harus membohongi sahabatnya itu. Cassandra menoleh pada Kavindra, bos Cassandra itu sudah terlelap dengan nafas teratur. Cassandra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar presidential suite yang ditempati Kavindra, sangat mewah dengan mini bar, kamar yang luas juga balkon. Ia meranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu balkon dan membukanya, Cassandra menutup kembali pintu balkon karena kamar Kavindra AC nya dinyalakan. Cassandra berdiri di pagar pembatas balkon dan menatap kota Melbourne yang mulai beranjak malam, lampu lampu gedung sudah mulai menyala warna warni. Ponselnya kembali berdering, ia melihat nama Jenna di layar ponselnya. "Halo Jen." "Case, kamu dimana? sudah kembali ke Jakarta?" "Not yet, aku masih di Melbourne." "Bukannya kamu ada tiga hari libur, bagaimana kalau kita jalan lagi besok?" "Aku tidak bisa Jen." "Kenapa? bukannya sudah selesai? kata daddy sudah pamit dua hari lalu." "Iya benar, tapi aku..." "Kamu kenapa?" "Kamu tahu kan waktu itu bos aku ditusuk, aku sekarang sedang... mmm menjaganya." "what?! are you serious? tapi dia ada asisten, why you?" "The problem is pak Agung have to go back to Jakarta because his wife get an accident, jadi terpaksa aku menawarkan diri menjaga pak Kavindra." "Hemmm..." "Kenapa reaksimu begitu Jen?" "Tidak apa apa." "Liar, tell me." "I think... kamu tidak terpaksa tapi dengan senang hati menjaga bos kamu yang keren dan tampan itu, you  like him aren't you?" "Shut up your mouth Jen!!" "Kenapa marah Case? kalau tidak ada rasa apa apa." "Kamu bicara hal yang tidak masuk akal Jen, me? like him? definitely not." "okay, why you so angry like that." "Kamu yang mulai mengatakan hal yang tidak masuk akal." "Okay, I am sorry. selamat menjaga bos kamu ya, bye." Cassandra menatap layar ponselnya dengan wajah masam. "Apa apaan Jenna, kenapa malah mengatakan hal itu. mana mungkin aku menyukai pak Kavindra? sangat tidak masuk akal." gumam Cassandra, cukup lama Cassandra ada di balkon dan angin malam membuatnya kedinginan, ia memutuskan masuk dalam kamar hotel, ia membuka pintu balkon dan masuk. Cassandra masih melihat Kavindra tertidur lelap, mungkin karena bosnya itu sudah minum obat. Perut Cassandra terasa lapar karena ini memang sudah waktunya makan malam, ia tidak mungkin meninggalkan Kavindra karena bisa saja nanti Kavindra membutuhkan sesuatu. Cassandra memutuskan untuk delivery order makanan hotel saja, ia kemudian menuju telepon hotel di meja nakas dan menghubungi resto hotel. Cassandra memesan dua porsi makanan Indonesia untuknya dan Kavindra, walau saat ini Kavindra masih tidur dan jam sudah menunjukkan hampir jam sembilan malam, bisa saja nanti bosnya itu terbangun dengan perut lapar. Tiga puluh menit kemudian bel pintu kamar hotel berbunyi, Cassandra bergegas berjalan menuju pintu dan melihat petugas hotel membawa troli makanan, ia meminta petugas membawa troli masuk. Setelah petugas itu pergi, Cassandra kemudian mengambil satu porsi nasi, sayur dan lauk dan memakannya hingga perutnya kenyang. Setelah perutnya kenyang Cassandra merasakan matanya mengantuk, ia segera membaringkan tubuhnya di sofa set kamar hotel dan tak menunggu waktu lama, Cassandra pun tertidur. ~~~ ~~~ Cassandra membuka matanya, hari sepertinya sudah pagi. Ia melihat jam dinding digital kamar hotel yang ada di meja nakas menunjukkan pukul delapan pagi, ia kemudian duduk dan bingung, ia malah tertidur di ranjang. Cassandra segera menoleh pada sisi ranjang sebelahnya dan ia pun bernafas lega karena sisi ranjang itu kosong, ia edarkan pandangannya mencari keberadaan Kavindra. Cassandra terkejut karena Kavindra malah tidur di sofa dimana dirinya seharusnya tidur disana, "apakah pak Kavindra yang memindahkan aku kesini? tapi perutnya bagaimana? jangan jangan lukanya terbuka karena mengangkat tubuhku, ck... ada ada saja pak Kavindra." gumam Cassandra kemudian beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Cassandra kemudian berjalan menuju troli makanan, ia melihat sepertinya semalam Kavindra semalam terbangun karena lapar dan makan karena makanan di troli berkurang. Cassandra menepuk dahinya, ia seharusnya menjaga Kavindra malah ttertidur nyenyak. Cassandra menuju meja nakas dan menghubungi pihak restoran hotel untuk mengambil troli makanan juga mengantar sarapan pagi untuknya dan Kavindra, ia berjalan mendekati sofa dimana Kavindra sedang meringkuk dengan selimut tebal karena AC kamar cukup dingin. Cassandra menatap wajah damai Kavindra yang tertidur lelap, Cassandra terkesiap karena jantungnya berdebar debar saat menatap Kavindra yang sedang tidur. "Aku kenapa?" batin Cassandra, ia menggeleng pelan, "tidak mungkin, aku tidak mungkin menyukainya?" elak batinnya. Cassandra tidak menyadari jika Kavindra sudah bangun dan membuka matanya, Kavindra menatap Cassandra yang seperti sedang melamun. "Kamu kenapa?" tanya Kavindra menyadarkan lamunan Cassandra, Cassandra tergagap dan memalingkan mukanya. "Pak Kavindra sudah bangun? bapak yang memindahkan saya dari sofa ke ranjang? seharusnya bapak tidak perlu melakukan itu, pak Kavindra yang seharusnya istirahat di ranjang. Kalau luka pak Kavindra terbuka bagaimana?" tanya Cassandra bertubi tubi membuat Kavindra tergelak. Cassandra menatap Kavindra, baru kali ini ia melihat bosnya itu tertawa, selama ini Kavindra terlihat seperti sosok yang serius walau cukup ramah dengan karyawannya. "Tidak akan apa apa." "Biar saya periksa luka di perut pak Kavindra," ucap Cassandra. "Tidak perlu Cassandra, aku baik baik saja." Cassandra terdiam, tak ingin memaksa bosnya itu. Cassandra kemudian berbalik dan melangkah pergi tapi tangannya ditahan oleh Kavindra. "Tunggu..." Hal itu membuat Cassandra kehilangan keseimbangan dan terhuyung kemudian jatuh, sialnya ia jatuh diatas sofa dimana Kavindra sudah duduk, membuat Cassandra malah jatuh diatas tubuh Kavindra dan yang paling membuat Cassandra shock adalah bibirnya ada diatas bibir Kavindra dalam arti kata Cassandra seperti mencium Kavindra. Cassandra mendelik, tepat saat itu juga bel pintu kamar hotel Kavindra berbunyi membuat Cassandra buru buru turun dari atas tubuh Kavindra dengan wajah memerah karena malu dengan insiden yang baru saja terjadi. Oooo---oooO Cassandra berjalan mondar mandi dalam kamarnya, bayangan kejadian di Melbourne dimana ia terjatuh diatas tubuh Kavindra terus saja berkelebat membuatnya frustasi. "Astaga... kenapa kejadian itu tidak mau hilang dari kepalaku," gerutu Cassandra, ia yakin pasti Kavindra menilai jika dirinya sengaja melakukan itu. Cassandra merasa tidak punya muka jika bertemu lagi dengan Kavindra. Cassandra menghela nafas panjang dan ia hembuskan perlahan, "tidak... aku dan pak Kavindra jarang bertemu baik diluar atau di perusahaan, aku hanya wakil kepala divisi dan tidak mungkin akan berinteraksi dengannya." Cassandra optimis jika dengan berjalannya waktu ingatan pada insiden itu akan perlahan hilang, ia kemudian berjalan masuk dalam kamar mandi. Setelah mandi Cassandra kemudian berganti pakaian dengan pakaian rumahan, tanktop dan hotpants kemudian turun dari kamarnya menuju ruang makan. Di ruang makan sudah ada mama dan papanya juga Carlo. "Selamat malam ma, pa, bang Carlo." "Selamat malam sayang, kamu pasti lelah setelah magang di MGT, kamu bertemu om Albert kan?" tanya pak Arya, papa Cassandra. "Iya pa, aku ke rumah om Albert dan menginap disana." "Jadi teman teman dan bos kamu tahu jika om Albert itu adik papa?" "Enggak pa, om Albert sudah Cassie beritahu, untungnya om Albert mengerti." Pak Arya mengangguk mengerti. "Bagaimana kabar aunty Nicole, Jenna dan Shayna?" "Mereka baik ma, Cassie juga menginap semalam di rumah om Albert." "Berarti besok kamu sudah masuk kerja lagi sayang." "Iya pa, seperti biasa." Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN