[55] Maaf

1234 Kata

“Sampai kapanpun saya tidak akan memaafkan kamu! Biar rasa bersalah menghantuimu sampai mati! Ingat itu!” Telunjuk gue teracung di depan muka Jelita. Tanpa menunggu apa-apa lagi, gue berlari sekencang mungkin. Tangan gue meremas baju di bagian d**a. Sakit dan sesak karena sangat membenci Jelita. Membenci dia yang ada di tengah-tengah gue dan Pak Andrew, membenci dia yang menghancurkan rumah tangga kami, dan benci karena dia membuat gue tidak mempercayai Pak Andrew. Dengan kencang gue mendorong pintu ruang ICU dan mendekat ke tempat Pak Andrew berbaring, gue bertumpu pada lutut dan mengambil tangannya. Gue menangis tergugu dan mencium punggung tangan Pak Andrew. “Seharusnya aku mempercayai kamu, Mas. Seharusnya aku mendengar penjelasan kamu lebih dulu. Aku yang salah! Seharusnya aku yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN