Gue duduk di sofa. Di samping gue ada Pak Andrew dengan gaya angkuh melipat kedua tangannya di depan d**a sambil menatap mereka -Devi, Melvan, Bagas, dan Eko- dengan tatapan yang mengintimidasi. Selama beberapa detik hening. Setelah menghela napas, gue yang pertama kali membuka suara. "Dari mana kalian tau rumah gue?" Melvan dengan cengiran khasnya memandangi gue dan Pak Andrew bergantian. "Tante Maya yang ngasih tau." Dilanjutkan anggukan dari Eko, Bagas, Putra, dan Devi. "Lantas apa yang membuat kalian bertamu sepagi ini?" kali ini Pak Andrew yang bertanya, masih dengan gaya angkuhnya. "Anu... Pak, kami mau minta oleh-oleh dari Paris. Dan lagi, ini sudah siang, jam 10 malah!" dengan wajah tanpa dosanya Devi berkata sambil menodong-nodongkan jam tangan di pergelangan kirinya. Kelakuan