Sebelum berangkat, aku membuka laci di samping ranjangku sekali lagi mengeluarkan foto keluargaku yang sudah semakin kumal. Mataku menatap wajah-wajah yang tersenyum membeku di dalamnya, berharap sesuatu berbicara padaku dan memberitahuku apa yang harus kulakukan. Tapi muka-muka asing itu hanya terdiam, menyimpan kenangan dalam kebisuannya. Terkunci tanpa bisa ku akses. Dengan pasrah aku menyelipkan foto itu ke dalam saku jeans ku, dan memasukkan buku-buku yang tertumpuk di ranjang ke dalam tas punggung. Perlahan agar tidak membangunkan Potter yang berjaga di depan, aku membuka pintu dan mendapati pria itu sedang mendengkur diatas sofa. Tidak ingin membuat keributan dengan suara mesin dari mobil Tomas, aku memutuskan untuk mencari taksi yang sering kulihat berhenti tak jauh dari gerban