Part 2: New Classroom

1120 Kata
Tasya Pov Setelah mengetahui keberadaan Zara dimana, gue dan Shella memutuskan untuk pergi ke kelas, sambil mencari tempat duduk buat gue dan Shella. "Shel lo duduk sama gue ya?" tanya Tasya pada Shella "Iyalah, sama siapa lagi gue duduk kalo bukan sama lo,"jawab shella, Setelah kami menemukan tempat duduk tepat dibarisan kedua di dekat tembok, dan guru pun datang untuk memulai pelajaran pada hari ini ... *** Setelah penjelasan yang diberikan ... "Anak-anak ibu akan memberikan kalian tugas kelompok untuk menulis sebuah puisi, seperti yang sudah dijelaskan tadi ya, temanya menyangkut 'Kemerdekaan Indonesia', setiap kelompok harus ada 4 Orang mengerti?" tegas bu Leni Dan kami pun serentak mengiyakan tugas yang diberikan Ibu guru pagi ini ... "Tugasnya Bisa dikumpulkan seminggu lagi, jadi kalian masih punya waktu buat mendiskusikan puisi yang akan dibuat. Dan untuk pembagian kelompok kalian bebas milih siapa aja yang jadi anggota kelompok kalian dan untuk minggu depan kalian harus nentuin satu orang yang mewakilkan kelompok untuk maju ke depan membaca puisi yang sudah kalian buat, paham?" tegasnya lagi "Baik bu ... ," ucap kami serentak Setelah memberikan pelajaran, dan juga tugas bu guru langsung meninggalkan kelas beriringan dengan bel istirahat berbunyi. "Huh, akhirnya kelar juga, baru juga masuk udah di kasih tugas, dan tugas kelompok pula," keluh Tasya "Yah mau gimana lagi baru kemarin udah dikasih libur masa mau enak-enak terus sih Sya," jawab shella, yang tak lain sahabatnya "Iya juga sih, Oiya, kita ke kelas Zara yuk Shel, gue kangen nih dari tadi ga ketemu" ucap Tasya yang langsung disetujui oleh Shella "Yuk, gue juga kangen nih," jawab Shella, begitulah persahabatan mereka belum bertemu beberapa jam sudah kangen. Semua orang mungkin bisa bilang kalau mereka lebay, tapi sifat bodoh amat mereka sangat kuat. Tasya dan Shella sedang beranjak pergi untuk menemui Zara sahabatnya, yang letak kelasnya berada di sebelah kantin, tidak jauh cuma melewati satu kelas saja dan melewati kantin sehingga bisa ke kelasnya Zara. Sesampainya di sana Zara terlihat akrab dengan teman sebangkunya,Tasya dan Shella menghampiri Zara yang duduk di bangku dengan salah seorang perempuan yang sudah pasti teman sekelasnya. Tasya dan Shella menghampiri Zara yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya, dan terlihat sangat akrab, Tasya sedikit bingung melihat Zara yang begitu akrab, karna biasanya dia akan duduk diam saja, kecuali jika ada yang mengajaknya ngobrol ia baru akan bicara. "ZARA!!" teriak Shella dengan suara cemprengnya. Tanpa disadari, orang-orang yang ada di kelas itupun pada melihat kearah Shella juga Tasya karna teriakannya Shella yang sudah seperti toa. "Ups," ucap shella sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangan setelah menyadari semua perhatian menuju ke arahnya "Astaga Shella, lo ngagetin gue aja," kata Zara, dan kemudian mendekati Tasya dan shella "Iya nih anak, lama-lama budek nih telinga gue di deket dia terus," ucap Tasya sambil menjitak kepala Shella. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini, jika dengan shella maka Tasya harus siap-siap untuk menanggung malu juga walaupun itu hal biasa yang sering dilakukan Shella, teriak-teriak disembarang tempat. "Ya maaf, habisnya gue kan kangen pengen kumpul bareng,"Ucap Shella sedikit malu sambil mengusap kepala yang dijitak oleh Tasya tadi. "Ya udah gapapa, untung lagi bel istirahat jadi ga terlalu banyak orang yang ngelihat kamu teriak kayak gitu," tegur Tasya Zara mengajak Tasya dan Shella untuk masuk ke kelasnya, sekalian mengenalkan mereka dengan teman sebangkunya tadi. "Ya udah, yuk duduk dulu sekalian gue mau ngenalin kalian nih sama Hana. Hana kenalin ini temen-temen gue, Tasya dan Shella, mereka dari kelas XI Ips 1, " ucap Zara memperkenalkan Tasya dan Shella pada temannya "Oh, kenalin nama gue Hana, teman sebangkunya Zara," ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya "Gue Tasya," jawab Tasya sambil mengambil uluran tangannya, begitu juga dengan Shella. "Gue Shella," ucap Shell sambil melemparkan senyum ramah ke arah Hana. "Kalian kelihatannya deket banget ya padahal baru sekelas?" tanya Tasya "Ah iya, sebenernya Hana ini tetangga gue, jadi ya tumben sekelas sama dia. jadi, gak keliatan gue udah kenal dia apa belum ya? gue juga jarang ketemu sama Hana jadi gak sempat ngenalin ke kalian," ucap Zara menjelaskan "Oh pantesan aja kelihatannya udah akrab banget, ternyata kalian tetanggaan," ucap Shella sambil mengangguk mengerti. Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi, dan Tasya baru menyadari sesuatu hal ... Setelah kembali ke kelas Tasya dan Shella baru menyadari suatu hal, bahwa mereka berdua belum menentukan kelompok pada tugas yang diberikan bu Leni tadi. "Astaga shell,bkita lupa ya buat cari temen untuk tugas kelompoknya? masa kita berdua sih yang harus ngerjain, nanti malah dimarah sama bu Leni," ucap Tasya "Habisnya sih, lo tadi buru-buru banget keluar kelas, jadi 'kan semua udah pada tentuin siapa anggota kelompoknya," balas Shella sambil memainkan Ponsel nya "Ia sih terus gimana sekarang?" tanya Tasya sambil membuka ranselnya untuk mengambil benda pipih itu juga. "Ya udah kita buat kelompok aja berdua susah banget sih," jawab Shella sambil memainkan ponselnya "Ya juga sih, tapi bu Leni bilang kelompoknya harus 4 orang," bantah Tasya "Terus mau gimana lagi, lo mau ajak siapa? mau minta temen sekelas yang udah nentuin kelompoknya pindah ke kelompok kita gitu?" tanya Shella sambil memutar bola matanya malas. "Terserah deh," jawab Tasya kesal Tanpa disadari ada seorang lelaki yang mendengar perdebatan mereka berdua tadi, lelaki itu adalah Stevano Jordana yang kerap disapa Vano, salah satu murid dikelas XI Ips 1, yang mempunyai wajah tampan dan tubuh yang lumayan tinggi. Sebenarnya Vano ini adalah seorang lelaki yang bisa dibilang baik pada teman yang lain dan kadang ngeselin juga, suka melanggar peraturan sekolah seperti bolos dan lainnya, begitu yang digosipkan teman-teman yang sekelas dengan Vano dulu, dan teman sebangkunya yaitu Kevin Kharisma yang juga tampan, tetapi tidak mengalahkan ketampanan Vano. Sikapnya tidak jauh beda jauh dengan Vano akan tetapi dia sedikit pendiam, mereka sudah kenal sejak lama dan apa yang dilakukan Vano pasti juga diikuti oleh Kevin. Vano terlihat menghampiri Tasya juga Shella "Lo berdua masih kekurangan anggota buat kelompok puisi dari ibu Leni tadi ya?" tanya Vano sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal. Tasya dan Shella langsung menengok ke belakang, dan menatap lelaki yang berbicara itu. "Lo, nanya ke kita?" tanya Tasya memastikan "Iya ke kalian, siapa lagi?" jawabnya sambil tertawa kecil "Oh, iya kita emang masih kekurangan anggota buat kelompok Puisi, emangnya lo juga belum ada temen kelompok?" tanya Shella "Iya tadi gue ga sempat masuk ke pelajaran Bahasa, jadi ga tau deh Siapa yang belum punya temen kelompok. Barusan denger kalian berdua yang kebingungan nyari temen kelompok siapa tau masih bisa Nerima?" ucapnya. "Pantesan aja tadi bangku di belakang kita kosong ya sya, kirain emang ga ada penghuninya yang nempatin," kata Shella, sambil tertawa "Iya, jadi gue dan temen gue boleh dong masuk ke kelompok kalian?" tanya Vano "Gimana Sya, lo mau ga masukin mereka berdua?" tanya Shella "Iya, boleh kok," jawab Tasya sambil tersenyum ramah
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN