“Axel.” Siena memanggil Axel dengan sangat lembut. Dia menatap wajah tampan itu dalam setengah kesadarannya. Senyum juga merekah di bibir Siena, menatap pemandangan indah di hadapannya saat ini. Tapi tentu saja senyum itu perlahan namun pasti langsung memudar. Siena langsung terbangun dan duduk sambil menghadap ke arah Axel sambil cemberut. “Ngapain kamu di sini?” tanya Siena ketus. Siena melihat ke keningnya sendiri. Dia kemudian mengusap keningnya, bekas kecupan Axel. “Apa-apaan kamu pake cium aku, hah?! Aku bukan pacar kamu lagi!” bentak Siena geram. Tapi Axel yang sudah tahu perasaan Siena, hanya menanggapi santai. Dia kemudian duduk dan meletakkan sushi yang dia bawa itu di atas meja. “Maaf, kelepasan aku. Gak sadar kalo kamu ibu tiriku,” ucap Axel santai. “Jangan sembarangan