“Adnan, lepas!!” “Nggak mau!” “Diliatin orang-orang Adnan!” “Biarin! Kalau mereka punya mata, mereka emang harus liat, Yang.” Budak cinta yang sungguh membagongkan. Dulu dirinyalah yang menempel, mencari-cari keberadaan Adnan. Namun sekarang posisi itu menjadi terbalik. ‘Aslik! Gue malu banget!’ Ternyata menjadi Adnan dahulu kala sangat tidak enak. Selain rasa malu yang tidak bisa dirinya abaikan keberadaanya, timbul juga perasaan risih dan ingin melayangkan bogem mentah, supaya Adnan sadar dari kegilaannya. “Yang, ikut aku ke ruang BEM. Kita disana aja sambil nungguin jam kelas ke-2 kamu.” “Heh! Ngadi-ngadi! Kena grebek warga kampus, nyaho!” “Nggak bakalan, Yang! Disana kan juga pasti ada anak-anak lain.” Benar juga sih. Anggota BEM kan bukan hanya Adnan, Abangnya dan antek-ante