Esok harinya. Kyra bangun pagi-pagi sekali. Ia siapkan segala keperluan suaminya untuk pergi bekerja. Setelah itu, ia pun turun ke bawah untuk membantu sang ibu. Sekaligus menemuinya juga, karena sejak kemarin, mereka belum sempat bertemu satu sama lain. Kyra menuruni tangga satu persatu. Belum ada setengah anak tangga ia pijak. Kyra sudah berhenti dan menghela napas. Capek sekali, berjalan dengan perut yang buncit begini. Ini baru turun, apalagi naik nanti. Kyra lanjutkan langkahnya kembali, sampai tiba juga di ujung tangga. Dengan tangan kanan yang bertolak pinggang, Kyra berjalan ke arah dapur dan melihat sang ibu, yang sedang sibuk menyiapkan sarapan. Belum sempat bersuara. Namun, orang yang melihatnya sudah lebih dulu menyapa dan datang menghampiri Kyra, dengan memberikan sebuah