Tidur Gin terganggu oleh suara berisik di luar. Sudah ia coba menutup telinga dengan bantal, sayangnya percuma saja. Harmonisasi gagal antara suara falseto dan false bikin telinga peka Gin serasa ditusuk-tusuk pakai tusuk sate sampai ke otaknya. Akhir-akhir ini Gin memang sedang sangat sibuk mengurusi duetnya dengan Cyren. Dengan kedongkolan menggunung, Gin terpaksa bangun dari tempat tidur yang baru disentuhnya sekitar tiga jam lalu. Maklum, Gin bergadang sampai jam lima subuh tadi. Ia menyeret langkahnya menuju pintu lalu menyapa ketus pada kumpulan perempuan ceriwis di luar kamarnya. “Kalian pada ke sini lagi?” tanya Gin tanpa nada ramah sama sekali. “Biasa, Gin." Mia yang menyahut sambil melambai santai. "Tanggal merah kejepit.” “Heran sama kalian," ujar Gin dengan suara yang masi