Sekali Saja Gapapa Kan?

1219 Kata
Adelia mondar mandir di dalam kamarnya. Jika mutasi rekeningnya diperiksa oleh papanya maka matilah dia nanti. "Duh gimana nih kalau papa tau uangnya aku habisin buat ke club bisa mati aku, " ucapnya dengan gusar. Malam itu Adelia sampai tidak bisa tidur dan terjaga semalam. Alhasil bawah matanya menghitam seperti mata panda di keesokan harinya. Baru saja melangkahkan kakinya ke bawah, dia melihat ibu tirinya sudah duduk di meja makan bersama papa dan Alisa. "Del, ayo duduklah kita bentar lagi mau sarapan, " ajak Miranti dengan wajah yang ramah. Adelia tidak menanggpinya dan memilih duduk di seberang mereka sendirian. Melihat sikap acuhnya, papanya berdehem dengan keras. "Kalau orang tua ngajak ngomong itu lain kali dijawab. Papa tidak pernah mengajarkan kamu bersikap kurang ajar seperti itu. Minta maaf sama mama, " tegur Wisnu. "Ngapain minta maaf? dia bukan mamaku, tapi dia itu pelakor yang sudah merebut papa dari mama, " ucap Adelia membuat Miranti otomatis melotot marah ke arahnya. BRAKK "Jaga mulut kamu! sini kemarikan kunci mobilmu! kamu perlu dihukum agar tidak bicara seenaknya! " seru Wisnu memarahi Adelia. Adelia memutar bola matanya malas. Dia mengeluarkan kunci mobilnya lalu memberikannya kepada papanya, " Ini! aku mau berangkat dulu! " Tanpa menyentuh sarapannya, Adelia pergi begitu saja dari rumahnya. Dia menyetop sebuah taksi lalu masuk ke dalamnya dan meminta supir untuk mengantarkannya sampai ke kampus. Sesampainya di kampus dia membayar ongkos kepada supir dan turun dari taksi. Kakinya melangkah masuk ke dalam kampus, karena mengantuk tanpa sadar dia tak sengaja menabrak seseorang di depannya. BRUK "Ahkk!! " ringisnya kesakitan sambil memegang hidungnya. Kepalanya mendongak dan melihat Ello sudah berdiri di depannya. Pagi ini Ello terlihat ganteng dan modis sekali dengan mengenakan jaket bombernya. "Kak Adel selamat pagi. Ada apa dengan kedua matamu kak? " tanya Ello saat melihat kedua mata pandanya Adelia. "Ah ini aku begadang karena belajar semalam soalnya pagi ini aku ada kuis. Sudah dulu ya, aku sedang buru-buru sekarang, " Adelia dengan cepat berjalan menuju ke kelasnya. Sedangkan Ello masih berdiri disana seraya menatap kepergiannya. Di sisi lain Adelia melempar tasnya di atas meja. Sebenarnya dia sudah mengantuk sekali pagi ini tapi hatinya benar-benar resah memikirkan mutasi rekening yang akan diperiksa oleh papanya di bank. Saking pusingnya dia sampai tidak menyadari saat om Farel masuk ke dalam kelasnya. "Selamat pagi anak-anak, " sapa om Farel. "Selamat pagi pak, " sahut yang lainnya kecuali Adelia. Sepanjang pelajaran berlangsung, Adelia terlihat tidak berkonsentrasi dan beberapa kali kepalanya hampir jatuh dari topangan tangannya. Melihat hal itu, om Farel datang menghampirinya dan berdiri tepat di depannya. "Ehem!! Del! bangunlah! " Adelia tak kunjung membuka matanya. Maka dari itu om Farel menjentikkan jarinya tepat di keningnya Adelia. "Ahkk!! ngentod! sakit tau!! " teriak Adelia kesakitan. Saat matanya telah terbuka lebar, dia sangat terkejut melihat om Farel sudah berdiri di depannya ditambah lagi banyak anak-anak yang melihat ke arahnya sambil menahan tawa mereka. "Pak Farel?! ma.. maafkan aku pak. Aku tidak sengaja tidur di kelas hehe, " ucap Adelia cengengesan. "Kamu tau apa hukumannya bagi mahasiswa dan mahasiswi yang tidur di kelas saya? hukumannya berdiri di depan kelas dengan mengangkat satu kaki! " perintah om Farel. Mulut Adelia sampai menganga lebar saat mendengarnya, " Hah? jangan dong pak saya kan belum sempat.... " "Mau saya tambah hukumannya? " ancam om Farel. Adelia langsung menggelengkan kepalanya, " Jangan dong pak! baiklah aku akan berdiri di depan kelas sekarang! " Adelia terpaksa melakukan hukuman yang diberikan oleh om Farel daripada hukumannya di tambah lebih berat dari ini. Dia berdiri di depan kelas sambil menaikkan sebelah kakinya. Beberapa orang yang lewat melihat ke arahnya seraya berbisik-bisik dan tertawa. Namun dia tidak peduli dan tetap melaksanakan hukumannya. Kruyuk kruyuk kruyuk Perutnya tiba-tiba saja berbunyi agak keras. Pagi ini dia belum sempat makan apapun gegara cekcok dengan papanya di rumah. "Duh laper, " keluhnya sambil memegang perutnya. Kalau lama-lama berdiri disini pasti dia akan pingsan tak sadarkan diri. Tiba-tiba seseorang menempelkan minuman botol dingin tepat di pipi kirinya. Sontak dia menoleh dan melihat Ello berada di sampingnya. "Ello? kok kamu ada disini?! " tanya Adelia kaget. "Sttttt jangan keras-keras nanti pak Farel denger kak. Aku juga kena hukuman dan di suruh keluar dari kelas. Kebetulan aku belum sarapan pagi ini, jadi diam-diam aku pergi ke kantin membeli semua ini. Kakak mau? " tawar Ello sambil menyerahkan sebuah roti dan minuman mineral dingin untuknya. "Tunggu sebentar, " Adelia melirik ke arah jendela kelasnya, terlihat om Farel sedang fokus mengajar di depan kelas. Setelah merasa sudah aman tanpa ragu lagi dia mengambil roti dan minuman yang Ello berikan, "Thanks ya Ello. " Adelia memakan rotinya dengan cepat takut jika om Farel tiba-tiba memergokinya makan. Namun gara-gara kecepatan makan, dia malah tersedak roti dan terbatuk-batuk. "Uhuk! uhuk! uhuk!! " "Kak minum ini kak! " Ello langsung menyodorkan minuman mineral yang telah dibukanya pada Adelia. Adelia meminum minuman mineral itu. Tapi batuknya tidak kunjung mereda. "Uhuk!! uhuk!! uhuk!! " Ello yang sudah kepalang panik segera memberikan bantuan darurat dengan memeluk Adelia dari belakang dan menekan perutnya agar rotinya yang nyangkut di tenggorokan bisa keluar. Di waktu yang bersamaan om Farel keluar dari kelas karena mendengar suara keributan. "Eh ada apa ini? apa yang terjadi pada Adelia?! " tanya Om Farel ikutan cemas. "Anu pak, kak Adelia keselek roti! " jawab Ello sambil terus menekan perutnya dari belakang. Tiba-tiba saja Adelia mengeluarkan roti dari mulutnya dan roti itu meluncur tepat mengenai wajah gantengnya om Farel. PUK Adelia akhirnya bisa menarik nafas legah karena roti itu sudah keluar dari mulutnya. Akan tetapi semua kekacauan ini belum berakhir begitu saja. "Adelia!! Ello kalian bersihkan lapangan sekarang juga!! " seru om Farel dengan wajah yang murka. "APA?! jangan dong pak! please! aku udah capek berdiri di depan kelas seharian masa aku harus bersihkan lapangan segede lapangan sepakbola itu! " rengek Adelia hampir saja mau menangis. "Jika kamu tidak mau mematuhi perintah saya maka kamu gak boleh ikut pelajaran saya minggu depan! sekarang bersihkan dedaunan itu! " om Farel langsung berbalik ke kelas tanpa memperdulikan tatapan Adelia yang berkaca-kaca bak anak anjing memelas kepada tuannya. "Udah gapapa, kan masih ada aku kak. Ayo kita bersihkan lapangan sekarang juga! " Ello terlihat bersemangat sekali. Padahal ini hukuman bukannya lagi menang lotre. Mereka berdua membersihkan lapangan yang penuh dengan dedaunan kering. Sekarang sudah memasuki musim kemarau makanya daun-daun pada berguguran semuanya. Adelia merasa kecapekan mengumpulkan dedaunan itu dan memilih duduk untuk sejenak di bawah sebuah pohon yang cukup besar, " Ahk gila capek banget mana panas lagi!! " Adelia meminum air mineralnya sambil mengibas-ngibas wajahnya yang berkeringat. Angin yang berhembus sayup-sayup menerpa wajahnya. Tanpa dia sadari, matanya perlahan-lahan terpejam begitu saja. Ello yang baru saja selesai membersihkan lapangan menoleh ke arah Adelia yang sedang tertidur pulas di bawah pohon. Dia melangkah mendekatinya dan menunduk memperhatikan wajah damainya. Pandangan matanya menelisik wajah gadis itu mulai dari alis, matanya, hidungnya lalu turun ke bibir merahnya yang menggoda. Tangannya bergerak memegang bibir Adelia dan sedikit mengusapnya dengan jemarinya. Ada sesuatu gejolak di dalam dirinya yang tak bisa dia tahan lagi. Bibir itu seperti mengundang hasrat yang selama ini dia pendam sejak lama. "Sekali saja gapapa kan? " tanyanya pada Adelia yang masih memejamkan matanya. Perlahan-lahan wajahnya mendekat ke wajah Adelia, bibir tebalnya sebentar lagi akan mendarat tepat di bibir merahnya Adelia. Namun tiba-tiba saja seseorang datang menegurnya. "Apa yang kamu lakukan?! "
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN