Adelia mendesah nikmat saat jemari besar om Farel keluar masuk ke dalam lubang hangatnya dengan gerakan yang sangat cepat. Tak sampai 5 menit akhirnya dia mendapatkan pelepasannya.
"Ahh ahh ahh! "
Om Farel mencabut jemarinya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya Adelia, " Rasakan milikmu sendiri b***h, bagaimana? enak kan? ini yang kamu mau kan? hemm, "
Adelia tidak dapat menjawabnya karena mulutnya dijejali oleh kedua jari besar om nya itu. Setelah om Farel menarik kembali jari-jarinya barulah Adelia bisa bernafas dengan lega. Lalu om Farel menurunkan celana yang dikenakan olehnya dan memperlihatkan keperkasaan yang sudah menegang.
"Om, apa sebaiknya tidak dicuci dulu? itu kan bekas wanita lacur barusan, " Adelia bergidik jijik, pasti aroma wanita lacur barusan masih tertinggal disana.
"Kenapa? apa kamu merasa jijik? bukannya kamu dan p*****r itu sama saja? " tanya om Farel merendahkannya.
"Aku sama sekali tidak pernah melacur om! " bantah Adelia tak terima.
Om Farel tertawa mengejeknya, "Seorang gadis yang terus-terusan mengejar seorang pria dan menawarkan tubuhnya secara cuma-cuma tak lebih dari seorang p*****r. Kalau bukan p*****r lantas apa? ah iya lebih rendah dari seorang p*****r. "
PLAKK
Adelia berdiri lalu menampar pipi om Farel dengan mata berkaca-kaca, " Om jahat! kenapa om bisa-bisanya bicara seperti itu! aku sangat mencintaimu om, makanya aku mau melakukannya denganmu! "
"Cinta? apa kamu sedang bergurau? kamu sendiri sering keluar masuk club bersama dengan teman-temanmu. Aku yakin sekali kalau kamu sudah tidak perawan lagi, " ucap om Farel tak percaya.
"Kalau begitu ayo kita lakukan sekarang! ayo setubuhi aku sekarang juga!! " tantang Adelia. Milik om Farel sudah setengah layu, Adelia bersimpuh di bawah kakinya dan memegang keperkasaannya itu.
"Sttt, " Om Farel mulai bereaksi padahal Adelia baru menyentuhnya sebentar saja. Tangan ramping Adelia mulai memijat lembut keperkasaan om Farel dengan gerakan naik turun. Hatinya teriris karena bau lacur itu masih tertinggal disana. Namun dia akan melakukan apapun agar mendapatkan om Farel meskipun dia harus mempertaruhkan harga dirinya. Kemudian dia memasukkan keperkasaan om Farel ke dalam mulutnya. Rongga mulutnya terasa penuh sampai ke ujung tenggorokannya.
"Ahhhh yeah ketatkan mulutmu itu b***h! " om Farel memeng kepalanya sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri. Ini adalah kali pertama bagi Adelia melakukannya, dirinya hampir saja tersedak karena om Farel mendorong pinggulnya sangat dalam. Dia bahkan kesulitan untuk menarik nafasnya sendiri.
Beberapa menit kemudian om Farel mendapatkan pelepasannya dan menekan kepala Adelia dalam-dalam. Adelia terpaksa menelan semua cairan kental itu, saking penuhnya mungkin sampai meluber keluar dari mulutnya sendiri.
Tiba-tiba saja om Farel menaikkan celananya kembali dan tak berniat untuk melanjutkan aktivitas mereka, "Sebaiknya kamu pulang kerumah, om akan mengantarkanmu malam ini. Kamu tidak boleh tinggal disini. "
"Aku tidak bisa pulang! aku tidak mau kembali kerumah itu lagi! jika om bersikeras mengusir aku dari sini maka aku akan pergi ke rumah temanku saja!! "Adelia bersikeras tidak mau pulang ke rumahnya. Daripada dia pulang mendingan dia hidup menggembel di luaran sana.
"Kenapa? apa kamu bertengkar dengan papamu lagi? sikapnya memang keras. Tapi jika kamu menurut dan tidak membangkang maka semuanya akan baik-baik saja. Ayo kita pulang, papamu pasti akan mau memaafkanmu. " ajak om Farel.
"Aku bilang nggak mau ya nggak mau!! kalau om mau aku pergi maka baiklah aku akan angkat kaki dari sini tapi aku tidak akan mau pulang kerumah!! " Adelia merapikan bajunya lalu bersiap-siap untuk pergi dari apartemennya om Farel. Namun om Farel dengan cepat mencegat tangannya.
Om Farel menghela nafas kasar dan berkata, " Baiklah, kamu boleh tinggal disini hanya untuk sementara waktu. Tapi kamu harus tetap pulang kerumah papamu, oke? "
Wajah Adelia langsung berubah cerah karena om Farel akhirnya mengizinkannya untuk tinggal di apartemennya, " Baiklah! terima kasih banyak ya om!! terima kasih karena sudah mengizinkan aku tinggal disini! "
Adelia reflek memeluk tubuhnya dengan erat, sudah lama dia tidak memeluk om nya seperti ini. Dia benar-benar sangat merindukannya. Dia rindu bau tubuhnya, bau yang begitu menenangkan pikirannya.
Om Farel berdehem agak keras, " Kamu bisa tidur di kamar sebelah sana. Jaga sikapmu selama kamu tinggal di apartemen ini. "
Adelia sedikit melonggarkan pelukannya dan menatapnya, " Kenapa kita tidak tinggal dalam satu kamar yang sama? ayolah om, pasti om sangat kesepian bukan? aku janji tidak akan macam-macam tapi kalau om menginginkannya aku tidak keberatan. "
Om Farel malah menoyor jidatnya Adelia agar menjauh darinya, " Tidak bisa! aku sudah bilang sampai kapanpun aku tidak akan pernah bercinta denganmu jadi masuk ke dalam kamarmu sekarang! "
Setelah mengatakan itu, om Farel berbalik ke arah kamarnya dan menutup rapat pintunya.
Adelia menghentakkan kakinya kesal. Lagi-lagi dia harus mendapatkan penolakan dari om Farel. Tapi dia tidak akan menyerah sampai om Farel jatuh ke dalam pelukannya.
***
TANG TING TANG TING
Farel perlahan membukakan matanya ketika mendengar suara berisik dari arah dapur. Dia mengucek-ucek matanya lalu perlahan bangkit dari tidurnya dan memakai sepasang sandal lantainya. Kakinya melangkah keluar dari kamar dan berjalan menuju ke arah dapur. Sesampainya di dapur matanya membola sempurna saat melihat dapurnya sudah berantakan seperti terkena ledakan bom Hiroshima dan Nagasaki.
"Selamat pagi om!! " sapa Adelia dengan wajah ceria seceria mentari pagi yang menyinari bumi.
"Apa yang kamu lakukan Adelia?! apa kamu mau menghancurkan apartemenku?! " tanya Farel syok sembari menutup mulutnya.
"Tenang om nanti aku bersihkan kok. Duduklah bentar lagi sarapannya udah jadi hehe, " jawab Adelia sambil nyengir.
Dengan wajah lesu Farel duduk di meja makan menunggu Adelia selesai memasak sarapan pagi untuk mereka. Beberapa menit kemudian, sarapannya telah jadi. Adelia datang seraya membawa dua piring di tangannya, satu piring Adelia sodorkan di depan meja Farel.
" Ini om semoga om suka sarapan spesial buatanku hehe, " Adelia membuat nasi goreng spesial dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di kulkas.
Farel merasa tidak yakin apakah nasi goreng itu bakalan enak, " Om lagi diet, nggak makan karbo. Kamu saja yang makan. "
Adelia langsung cemberut karena om Farel menolak untuk mencicipi nasi goreng yang dia buat dengan penuh cinta dan kasih sayang, " Ih! om kok nyebelin sih! aku udah capek-capek loh membuatnya. Ayo cicipi dulu! "
Adelia terus merengek hingga kepala Farel hampir mau pecah mendengarnya, akhirnya dia menyerah dan mau mencicipi nasi goreng buatan Adelia, " Baiklah om akan cicipi nasi gorengnya. "
Adelia bertepuk tangan kegirangan seperti habis menang lotre saja, " Nah gitu dong dari tadi ayo makanlah om."
Farel menelan ludahnya kasar sebelum menyendokkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya. Saat dia mencicipi nasi goreng tersebut, rasanya tidak seburuk dengan penampilannya yang seperti makanan kucing.
"Gimana-gimana om?! apakah enak?! " tanya Adelia begitu antusias.
"Hemm ya lumayan, " jawab om Farel seraya mengunyah makanannya.
"Syukurlah kalau om suka, apakah om mau bawa nasi goreng ini untuk bekal juga. Biar nanti aku yang masukkan ke dalam kotak bekal. "
"Ehh gak usah gak usah. Kan om udah bilang kalo om diet. Yasudah cepat habiskan sarapanmu. Sebentar lagi kita akan berangkat ke kampus. "
"Oke om! "
Mereka berdua memakan sarapan nasi goreng itu bersama-sama. Selesai sarapan, om Farel terpaksa menelpon petugas kebersihan untuk membersihkan apartemennya karena dia tidak punya banyak waktu pagi ini.
Sehabis mandi dan bersiap-siap, mereka berdua pergi ke kampus dengan mengendarai mobil. Sesekali Adelia menatap om Farel dengan penuh kekaguman. Sinar cahaya mentari menerpa wajah pria itu, kulitnya yang putih bersih terlihat jelas di matanya. Bahkan kontur wajahnya yang tegas memberikan kesan maskulin yang begitu menggoda. Tanpa di sadari mobil om Farel telah mendarat sempurna di area parkiran kampus.
"Ayo turunlah, " ajak om Farel seraya melepaskan sealt beat nya.
Adelia langsung tersadar dari lamunannya dan ikut turun bersama om Farel. Om Farel berjalan lebih dulu meninggalkannya jauh di belakang. Melihat hal itu Adelia hanya bisa berdecak kesal dengan wajah cemberut dan bibir mengerucut seperti bebek.
"Kak Adel selamat pagi," sapa Ello tiba-tiba muncul dari belakang. Ello terlihat keren dan ganteng sekali dengan mengenakan kaos oblong hitam dan celana jeans koyak-koyaknya. Kulit putihnya terlihat lebih kontras dan segar.
"Eh Ello selamat pagi, " Adelia berbalik dan membalas sapaannya dengan ramah.
"Kakak tadi habis di anterin sama pak Farel ya? tadi aku tidak sengaja melihat kalian turun bersama dari mobil tadi, " tanya Ello penasaran.
"Ah itu.. kebetulan pak Farel nginap di rumahku makanya kami pergi barengan. Dia kan om ku juga adiknya papaku, " jawab Adelia agak gugup.
"Oh begitu.. pulang nanti apa kakak bisa menemani aku untuk pergi ke toko buku? jika kakak sibuk, aku bisa pergi sendiri. "
"Bisa kok, tapi aku gak bisa lama-lama. Aku masih banyak kursus seperti biasa. "
Di saat sedang sibuk berbincang-bincang, seseorang tak sengaja menabrak Adelia hingga membuat tasnya terjatuh dan isinya berhamburan keluar.
"Aduh maaf kak aku buru-buru!" ucap orang itu sambil berlarian menuju ke lorong kampus.
"Ah iya tidak apa-apa, " Dengan wajah panik Adelia langsung membereskan semuanya dan memasukkan ke dalam tasnya. Ello ikut menunduk dan membantunya membereskan barang-barang miliknya.
"Tidak usah Ello biar aku saja... "
"Apa ini kak? " tanya Ello sembari memegang bungkusan kondom di tangannya.
Wajah Adelia langsung memucat,kondom itu punya Tari yang biasa having s*x dengan beberapa pria random di club. Dia menyimpan satu siapa tau om Farel khilaf menggagahinya.