bc

Rahasia Sang Sekretaris

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
family
HE
kickass heroine
heir/heiress
drama
bxg
serious
brilliant
office/work place
childhood crush
secrets
assistant
like
intro-logo
Uraian

“Saya mencintai Anda”

Kalimat itu terdengar asing sekaligus mengejutkan bagi Roby—apalagi datang dari bibir Lidia Putri, sekretarisnya yang selama tujuh tahun selalu bersikap profesional, tenang, dan nyaris sempurna dalam pekerjaannya. Di matanya, Lidia hanyalah sosok pekerja andalan yang memahami setiap kebiasaannya dengan luar biasa, bukan seseorang yang bisa menaruh perasaan padanya.

“Saya hanya menganggapmu sebagai sekretaris. Tidak lebih dari itu.”

Tapi bagi Lidia, bekerja di sisi Roby selama ini adalah lebih dari sekadar tanggung jawab kantor. Perasaan yang ia pendam perlahan tumbuh menjadi cinta, meski ia tahu pria itu mungkin tak akan pernah melihatnya lebih dari posisi yang ia duduki. Namun keyakinan hatinya tak goyah—ia percaya, perasaan yang tulus tak akan selamanya diabaikan.

Kamu boleh tidak mengingatku dan hanya menganggapku sebagai sekretarismu. Tapi aku yakin, suatu hari nanti... kamu akan tahu artinya aku di sisimu.- Lidia Putri

Sebuah kisah tentang cinta diam-diam, perasaan yang terpendam, dan harapan yang tetap menyala, bahkan saat segalanya terasa mustahil.

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
~Gudang Belakang Sekolah, Senja yang Terbakar~ Cahaya matahari siang menembus jendela kecil di gudang belakang sekolah, menggambarkan bayang-bayang berdebu di lantai kayu yang dingin. Suara bel tanda akhir istirahat baru saja berlalu, namun dua anak yang sedang duduk bersila di pojok ruangan belum juga beranjak. “Gantian, ya. Sekarang kamu yang jadi penjaga,” ujar seorang gadis kecil sambil tertawa, mendorong satu pion kecil di atas papan ular tangga yang mereka bawa dari rumah. Anak laki-laki di hadapan gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya, berpura-pura kesal. “Tapi kamu selalu menang! Aku curiga kamu bawa dadu keberuntungan.” “Namanya juga pintar main,” ujar gadis kecil menyengir, senang bukan main. Gudang belakang sekolah itu sudah menjadi tempat rahasia mereka sejak duduk di kelas enam SD, dan kini, di usia SMP kelas 3, tempat itu masih menjadi pelarian sempurna dari hiruk pikuk teman sebaya. Tak ada yang tahu mereka selalu bersembunyi di sana saat istirahat—tempat damai mereka berdua, di mana waktu seolah melambat. Namun saat jam istirahat usai dan bel pelajaran berikutnya tak lagi terdengar, keduanya mulai merasa aneh. Sunyi. Tidak ada suara siswa. Tidak ada teriakan guru. Hanya keheningan yang perlahan menyelimuti mereka. Anak laki-laki nampak berdiri dan menuju pintu. Ia memutar gagangnya—namun tak bergerak. Ia mencoba lagi, lebih keras. Tetap terkunci. “Pintunya nggak bisa dibuka.” Gadis kecil tersebut ikut berdiri, wajahnya berubah panik. “Jangan bercanda. Bukalah.” Anak laki-laki itu menelan ludah, mencoba sekali lagi. Gagang pintu itu tak kunjung berputar. Mereka saling bertatapan, saling membaca kekhawatiran satu sama lain yang perlahan berubah menjadi kepanikan. “Kayaknya kita... dikunci dari luar,” kata anak laki-laki tersebut lirih. Hari mulai meredup. Mereka mengetuk dan memanggil-manggil, namun tidak ada yang mendengar. Ternyata, tak seorang pun menyadari bahwa dua siswa masih terjebak di dalam gudang belakang sekolah yang biasanya tak pernah dikunci pada jam istirahat. Waktu terus berjalan. Langit di luar berubah oranye keabu-abuan. Gadis kecil nampak duduk sambil memeluk lututnya, tubuhnya mulai gemetar karena udara yang makin dingin. Anak laki-laki berusaha tetap tenang, mengelilingi ruangan, mencari benda apa pun yang bisa mereka gunakan untuk membuka pintu atau setidaknya menarik perhatian. Tapi semuanya sia-sia. Dan saat malam mulai turun sepenuhnya, kejadian paling mengerikan pun terjadi. Bau hangus mulai menyusup dari bawah celah pintu. Asap tipis merayap seperti makhluk hidup yang tak kasatmata, memenuhi ruang udara yang sempit. Gadis kecil nampak menutup mulut dan hidungnya, matanya membesar dalam kepanikan. Anak laki-laki mendekat, memeluknya erat. “Tenang. Aku di sini,” ucapnya. Dari luar terdengar suara ledakan kecil, lalu cahaya merah membara menerobos melalui celah kayu di jendela kecil. Mereka mulai batuk. Asap makin tebal, suhu di dalam gudang makin panas. Jeritan orang-orang dari luar menggema samar, namun tak ada yang tahu bahwa dua anak masih terkunci di dalam. Anak laki-laki tersebut menggigit bibirnya, melawan panas yang mulai menyengat kulit. Ia berlari ke arah jendela dan mencoba menghancurkannya dengan tongkat sapu yang ia temukan. Tak berhasil. Ia kembali pada sahabatnya dan memeluk gadis kecil itu lebih erat, tubuhnya menjadi tameng antara gadis itu dan reruntuhan atap yang mulai berjatuhan terbakar. “Jangan lepasin aku, aku takut...” bisik gadis kecil itu dengan suara yang hampir tak terdengar. “Aku nggak akan ke mana-mana. Aku janji.” Setelah kalimat tersebut, sebuah balok kayu tiba-tiba terjatuh dan menghantam kepala anak laki-laki itu, membuat gadis kecil di sampingnya menangis histeris karena sahabatnya itu sudah tidak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian—yang terasa seperti selamanya—pintu gudang akhirnya didobrak dari luar. Petugas pemadam kebakaran menerobos masuk, diiringi semburan cahaya lampu dan asap yang semakin menggila. Malam itu, sekolah mereka terbakar habis. Gedung tua itu hangus oleh tragedi yang tak diduga. Setelah kejadian itu, gadis kecil tersebut dirawat intensif oleh keluarganya, namun tak pernah lagi melihat sahabat baiknya. Pria kecil yang pernah memeluknya erat di tengah kobaran api seolah menghilang ditelan waktu. Tidak ada perpisahan. Tidak ada penjelasan. Hanya kenangan samar yang tersisa, menyala pelan seperti bara yang belum padam di hati Lidia. Dan bertahun-tahun kemudian, bara itu akan kembali menjadi api. Namun, tidak semua luka bisa dikenang. Beberapa, justru... dilupakan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
153.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
228.5K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
5.0K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
178.1K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
299.0K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
19.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
11.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook