Arga menatap Fathan dengan sorot mata penuh cinta. Sejujurnya ia masih ingin menghabiskan waktu bersama putranya. Ia punya alasan untuk pulang kerja lebih cepat karena ada Fathan yang menunggunya di rumah. Arga berjongkok lalu menatap putranya lembut. "Sayang, sekarang tinggal di rumah Bunda dulu, ya. Nanti kalau udah saatnya tinggal di tempat Ayah, Ayah bakal jemput. Fathan menunduk. Matanya berkaca-kaca. Ia menatap Sang Ayah dengan wajah memelas, membuat Arga merasa trenyuh. "Fathan ingin tinggal sama Ayah..." Hanya satu kalimat terlontar dari bibir anak itu. Namun, satu kalimat itu benar-benar menghantam. Ada rasa sakit yang Arga tahan. Jauh di dalam hati, ia pun ingin tinggal lebih lama bersama putranya. "Ayah juga ingin tinggal sama Fathan terus, tapi mesti gantian juga sama B

