“Dimas kurang baik apa coba, Ar?” Wulan yang sudah terlanjur menyukai sosok Dimas dan berharap Dimas bisa menjadi suami Anjani menyela. “Ganteng iya, mapan iya, baiknya juga sudah nggak perlu diragukan lagi,” puji Wulan menggebu. Arjuna yang tak ingin Adinda percakapan orang dewasa, akhirnya berbisik pada gadis kecil itu untuk bermain dengan teman-temannya. Suasana daycare tersebut memang masih ramai oleh anak-anak dari Daycare pertama yang memang diboyong ke daycare cabang itu. Arjuna menegakkan tubuh, setelah menurunkan Adinda dari gendongannya. Pria itu menatap sang adik dengan tajam. “Ya, mungkin Dimas baik. Tapi mungkin bukan Dimas yang Anjani cintai.” Anjani seketika terbatuk mendengar pernyataan Arjuna yang seakan tengah meledeknya. Arjuna jelas tahu, jika dirinya mencintai pria