Dua minggu berlalu, akhirnya ayah Anjani sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Meski kondisinya belum dikatakan pulih, tapi setidaknya pria paruh baya itu bisa tinggal kembali di kediamannya. Suseno terpaksa harus menjalani hari-harinya dengan bantuan kursi roda. Pria itu terserang stroke. Selain tidak bisa berbicara, pria itu juga tidak bisa menggerakkan sebagian tubuhnya. Pria itu hampir putus asa, namun teringat kembali ia masih memiliki keluarga yang begitu mencintainya, Suseno bersemangat untuk sembuh. Terlebih ia masih memiliki keinginan untuk melihat sang puteri tercinta duduk di pelaminan, lalu menimang cucu. Tawa dari sanak family dari keluarga besar kedua orang tuanya memenuhi ruang keluarga Anjani. Dengan keluarga sang ayah, Anjani tidak begitu akrab, namun tetap mengenal mereka