“Hih,” desis Iva sambil menyingkirkan tangan Fabian dari atas dadanya dengan kasar. “Oh, ya Tuhan!” lanjut Iva setengah menjerit setelah mendapati tubuhnya tak terbalut selembar benang pun selain selimut flanel yang menutupi tubuhnya dan tubuh Fabian. Iva segera beringsut menjauh, lalu memindai setiap sudut ruangan berusaha menemukan gaun hitamnya. Sejauh matanya meneropong dan mencari-cari, Iva tak mendapati keberadaan gaun itu. Di mana si gila ini menyimpan bajuku? “Mm ....” Gumaman Fabian membuat Iva semakin ingin menjauh. Dia mengubah posisi membelakangi Fabian dan sengaja menghadap ke dinding di samping tempat tidur. Sayangnya, satu tangan Fabian dengan cepat menyelinap dan melingkari perut Iva hingga gerak wanita itu tertahan. “Bian, apa-apaan sih?!” Iva berusaha melepaskan lingka