“Apakah kita akan melakukannya di-si-ni?” Iva bertanya dengan terbata-bata. “Kamu mau kita kembali ke hotel?” bisik Fabian di telinga Iva, lalu kembali menciumi pipi wanita itu dan berakhir di bibirnya. “Kita pergi sekarang?” tanya Fabian di bibir Iva. Iva tahu supir hotel yang mengantarkan mereka diminta Fabian untuk menunggu sampai urusan mereka selesai. Fabian pun meminta si supir untuk menginap di penginapan terdekat saat tahu mereka akan menginap. Namun, kembali ke hotel bakal kelamaan. Gairah yang meronta-ronta sudah sampai di permukaan dan siap meluncur lalu meledak laksana kembang api. “No.” Iva membiarkan dirinya yang didorong hasrat menggebu memberanikan diri mencecap bibir Fabian. Risiko dianggap murahan sudah tidak lagi menjadi alasan untuk berpura-pura menjadi seorang pemal