25. Bagai Bumerang

1804 Kata

Iva mendorong wajahnya menjauh dari Fabian lalu menatapnya. “Aku tidak percaya yang kamu ucapkan, Bian.” Dahi Fabian mengernyit. Tatap heran terpancar dari iris hijaunya. Ketidapercayaan Iva sedikitnya menorehkan rasa sakit di hati pria itu. “Kamu tidak usah pura-pura terkejut begitu, ah.” Iva bangkit berdiri, kemudian menyambung kembali ucapannya yang sempat terjeda. “It’s over. Apa pun yang kamu katakan, tidak akan mengembalikan semua yang pernah terjadi di antara kita.” “Iva, aku minta maaf atas kejadian malam itu dan sebelumya.” Iva mengembus napas dan menarik kedua ujung bibirnya ke samping hingga membentuk garis lurus. “Minta maaf sih gampang, tapi cara kamu merendahkan aku di depan si Mak Lampir itu yang tidak bisa kuterima dan kulupakan,” tegas Iva. Fabian mencondongkan tubuh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN