"Saya sudah katakan saya tidak sedang permainkan kamu. Saya ingin kita serius. Kamu jadi istri saya selamanya, bagaimana?" Bagaimana? Aku pun bingung menjawabnya. Ini bagiku terlalu cepat. Ini aneh. Hubungan kami kemarin-kemarin masih kaku, lalu sekarang seperti ini. Sungguh aneh banget. Walau Om Satria sudah mengatakan alasannya kenapa bersikap cuek, tapi aku tetap saja ragu. "Nina, bagaimana?" "Emp ...." Aku menggaruk rambut, bingung sendiri mau berkata apa. "Kenapa?" "Aku nggak bisa jawab, karena aku gak tau jawabannya." Dadaku berdebar saat di dekatnya, jantungku jadi gak beraturan, tapi aku terus menyangkal diriku sendiri karena ... menurutku ini aneh. Masa aku menyukai lelaki yang jarak umurnya jauh banget dariku? Ini aneh banget, kan? Benar-benar aneh. Cup. Hidung bangir Om S