Sekitar pukul 5 sore, Om Satria datang, aku sudah mandi juga berganti baju, tentu saja sudah merias diri juga. Suamiku melangkah mendekat membawa satu bungkus bakso, aku menatap ke satu tangannya yang lain karena ia hanya membawa satu. Om Satria juga mengamatiku dan tersenyum kecil. "Kenapa?" tanyanya sambil berjalan mendekat, ia duduk di kursi samping kursi rodaku. Aku memperhatikan bajunya yang sedikit basah dan menggelengkan kepala. "Nggak papa. Hanya heran aja. Kok, Om hanya beli satu baksonya? Buat ibu mana?" Aku lagi-lagi menatap ke tangannya memastikan apa penglihatanku tidak salah, dan ternyata benar ia hanya membawa satu bungkus bakso. "Ini buat ibu. Kita makan di rumah saja." "Ih, gitu." Om Satria menjawil pipiku dan mengangguk. "Iya, Sayang." Dengan tatapan terus ke wajah