POV Nina "Ih, Mas, berantakan, kan, jilbab a-kuuu," kataku dengan bibir mengerucut dan tanganku segera menarik jilbab ke belakang agar tak menutupi wajah. Lagi enak-enak makan diganggu, benar-benar deh suami aku resenya kebangetan. Om Satria tertawa kecil lalu tangannya kembali mengusap kepalaku dengan gemas membuatku mendelik karena jilbab kembali berantakan dan merosot ke wajah.. "Maaas, nyebelin banget, deh." Aku menyingkirkan tangannya lalu membenarkan jilbab. Bukannya meminta maaf, ia malah tertawa. Dasar suami gak ada akhlak. Nyebelin deh. "Lebih parah mana dengan kelakuan adik tadi yang bisa-bisanya bicara tanpa disaring dulu pada ibu? Gara-gara adik, tubuh mas sampai sakit semua dan mas sangat malu," katanya dengan wajah masam. Aku tertawa kecil saat teringat ibu dan Pak kepala

