Pov Satria "Sayang?" "Iya, Mas?" Ia mendongak memandangku. "Begini." Tatapku. "Apa?" Dia terlihat penasaran. "Jangan bilang ibu kalau adik hamil." "Kenapa memangnya?" Ia mengernyit heran, tatapannya terus tertuju ke wajahku. "Siapa tau jika ibu tau aku hamil, ibu akan berubah menyayangiku, Mas," sahutnya penuh harap membuatku menghela napas. Tidak semudah itu mendapatkan hati ibu. Aku benar seperti apa watak ibu, dia tidak mudah luluh langsung berubah sayang pada Nina walau tahu Nina hamil. Kejadian terakhir kali sungguh membuatku ngeri takut terulang kembali. Aku pun menjelaskan dengan pelan agar Nina paham. "Iya, bisa jadi ibu akan menyayangi adik, tapi bagaimana jika sebaliknya? Kejadian waktu itu jadikan guru terbaik, Sayang. Mas tidak ingin adik keguguran lagi. Mas ingin dia t

