Pov Satria Aku melangkah keluar kamar dengan hati riang. Sungguh senang rasanya mau punya anak. Sambil berjalan, aku menghitung dengan jari, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, delapan setengah dan tersenyum sendiri. Delapan bulan kurang buah hati kami lahir. Rumah akan segera diisi suara tangisan dan celoteh bayi. Aku berjalan sambil sesekali melompat, tak bisa menahan diri untuk tak kembali tersenyum. Orang-orang di sekitar yang terus menatap kemari dengan raut heran bahkan ada yang tersenyum juga sama sekali tak kuhiraukan. Terserah mereka mau berpikir apa pun tentangku, aku sedang bahagia tak ada yang bisa mengganggu. Aku berhenti sebentar untuk berpikir. Menimbang langsung mencari makanan, atau ke resort dulu. Sepertinya, lebih baik ke resort dulu untuk mengambil b

