109

847 Kata

POV Nina Tatapan Om Satria menajam. "Kenapa adik tidak mau mendengar ucapan mas sama sekali?" ucapnya terlihat kecewa. Aku pun menggeleng. "Bukan aku yang kasih tau, Mas, tapi ibu. Jadi kalau Mas mau protes, protesnya ke ibu aja, ya? Jangan keaku karena yang bilang kan ibu bukan aku!" kataku cepat. Tatapan jengkel suamiku perlahan sirna. Ia menyentil hidungku dengan bibir mengulum senyum. "Begitu saja ngambek, Sayang," gumamnya. "Ya kesal lah, aku. Mas main marah aja gimana aku enggak kesal, coba? Jadi, kalau mas mau protes, protesnya ke ibu aja jangan keaku!" kataku lagi. Ia kembali menyentil hidungku. Karena aku terus cemberut juga mengoceh, ia akhirnya menarik hidungku membuatku langsung menepis tangannya. "Jadi, enggak papa nih ibu tau aku hamil?" Tatapku saat ia mempererat peluk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN