110

608 Kata

POV Wulandari dan Nina Aku terus saja mengemudi, dan lagi-lagi jalan ini yang terlewati. Sungguh membuatku stres dan putus asa. Karena sudah tak tahan lagi sejak tadi terus saja di jalan yang sama, asku akhirnya menghentikan mobil. Kebiasaan tiap sedang memikirkan sesuatu, aku pasti jadi tidak fokus, konsentrasiku buyar entah ke mana. Kedua tanganku terangkat menutupi wajah dan aku terisak-isak. Dadaku begitu sesak rasanya. Aku ingin menangis keras meluapkan rasa sakit di d**a. Tuhan, jangan sampai aku dan Mas Satria benar-benar cerai. Aku menyambar tisu lalu mengusap air mata, setelah itu menghubungi nomer temanku sambil terisak. "Halo, Mas," kataku di antara isak tangis. Aku tak peduli lelaki berambut cepak yang memandangiku dari layar HPnya tampak heran. "Wulan, kamu kenapa?" tanyany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN